Teori dasar yang menjadi landasan pendidikan dan kebudayaan adalah Teori pragmatisme yang dikemukakan oleh John Dewey seorang Filsuf Amerika dengan Ide filsafatnya yang utama berkisar pada problema pendidikan yang konkret, baik teori maupun praktik.
Pendidikan secara praktis tidak terpisahkan dari nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri dari segi proses mentransfernya paling efektif adalah dengan pendidikan. Kedua item ini sangat erat hubungannya karena tujuan dari pendidikan adalah melestarikan dan meningkatkan kebudayaan itu, dengan adanya pendidikan kita dapat mentransfer kebudayaan tersebut dari generasi ke generasi.
Kebudayaan merupakan warisan leluhur yang harus dipertahankan oleh generasi masa kini. Budaya tutur, pakaian, tariasn, seni dan sebagainya harus ditumbuhkembangkan agar tidak termakan oleh gelombang modernisasi. Beberapa objek pemajuan kebudayaan, antara lain dengan Tradisi lisan, Manuskrip, Adat istiadat, Ritus, Pengetahuan tradisional, Teknologi tradisional, Seni, Bahasa, Permainan rakyat, Olahraga tradisional.
Kualitas pendidikan yang baik menjadi kunci untuk menghasilkan generasi muda yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Hal ini terutama berlaku bagi daerah-daerah yang masih kental dengan budayanya, di mana pendidikan masih menjadi salah satu sektor yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Kabupaten Malaka merupakan kabupaten bungsu di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang kaya akan kebudayaan daerah dan memiliki sumber daya manusia yang memadai. Pada bagian berikut akan saya ulas mengenai strategi pemajuan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Malaka.