Tampaknya terjadi perbincangan seru. Suara mereka lantang. Keduanya tertawa terbahak, saling sahut berbicara. Beberapa orang yang lewat menoleh mendengar gelak mereka, lalu melanjutkan perjalanan.
Aku tak dapat segera beranjak, walau sebenarnya ingin. Tugasku menyapu sepanjang jalan ini. Samar kudengar dua gadis membicarakan seorang lelaki. Rupanya lelaki itu pacar si baju ungu. Selanjutnya tak kuperhatikan. Bukan urusanku.
Terdengar dering telepon genggam, gadis berkaos biru menerima telepon. Belum semenit berlalu, terdengar suaranya meninggi. Keluar kata-kata tak menyenangkan dari mulutnya. Spontan, kuhentikan pekerjaanku. Gadis itu diam cukup lama. Wajahnya cemberut. Tiba-tiba ia memandang gadis berkaos ungu. Wajahnya memerah, tangan terkepal.
Gadis berkaos biru selesai menerima telepon. Didekatinya gadis berkaos ungu. Tangan kanannya mendorong keras bahu gadis berkaos ungu, disertai teriakan, "Tega kamu ya, nikung sahabat sendiri!"