Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat. ''Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?'' Nabi menjawab,''Kota Heraklius (Konstantinopel)". (HR Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim). Dalam keterangan hadits tersebut menunjukkan bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kaum Muslim. Di hadits lain, Dari Abdullah bin Bisyr Al Ghonawi, ia berkata: Bapakku telah menceritakan kepadaku: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu".
Dari keterangan hadits tersebut, Muhammad Al- Fatih ingin membuktikan kebenaran hadits tersebut dengan ingin menaklukkan Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih adalah Sultan ke-7 dari Dinasti Ustmaniyah yang bernama Sultan Muhammad II yang lahir pada 1429 M/ 833 H. Â Pada usia 22 tahun, ia memimpin Dinasti Ustmaniyah dengan gelar Al-Fatih dan Abu-Khoirot setelah wafatnya sang Ayah yaitu Sultan Murad II.
Pada saat itu, Al-Fatih menjadi seorang pejabat di negara Mughnisiyah yang tidak pernah membaca sesuatu sehingga tidak dapat mengkhatamkan Al-Qur'an. Lalu ayahnya mengutus mengutus beberapa pengajar namun tidak berpengaruh sama sekali, hingga akhirnya Sultan Murad II mendengar ada seorang lelaku tang mempunyai keutamaan dan kecerdasan yang tinggi yaitu Al-Maula Al-Qurani. Lalu Sultan Murad II menjadikan ia sebagai guru bagi anaknya dan memberi alat pemukul serta memberi kewenangan untuk memukul anaknya jika tidak patuh.