Sampai pada gilirannya, ia ditanyakan nama yang mau berobat, tanggal lahir, alamat, pekerjaan dan no telp. Si bapak nampak ogah, dan menjawab dengan ketus. Aku yang lagi duduk waktu itu agar bisa melihat jelas ke ruang tunggu, kemudian berdiri melihat si pesakit yang lagi di daftarkan si bapak. Seorang ibu lagi duduk tenang menonton televisi, tidak ada tanda-tanda mengalami kesakitan, tidak tampak sebagai pasien sakit gawat ataupun darurat yang harus segera ditangani.Aku duduk kembali dan membereskan sedikit lagi sisa pekerjaanku kala itu. Tapi perkataan si bapak kemudian dilontarkan dengan nada angkuh " Kalau Jokowi yang mau berobat apa harus ngantri dan di tanya-tanya juga! ".Yang bertugas dipendaftaran nampak terkejut dan dia gugup terdiam oleh nada yang terdengar cukup keras seperti itu. Aku meletakkan penaku dan mengangkat kepalaku kemudian berdiri menjawab "Semua pasien melalui prosedur yang sama pak kecuali pasien darurat, pasien sakit berat, darurat... kalau pak Jokowi ke sini saya yakin dia juga akan mau mengantri".
KEMBALI KE ARTIKEL