Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Madinah dan Politik

30 September 2023   16:28 Diperbarui: 30 September 2023   16:35 177 3

Madinah adalah kota yang sempat menjadi pusat perpolitikan umat Islam. Pemimpin pertamanya tentu Nabi Muhammad Saw.

Awalnya, kota ini bernama Yatsrib. Merujuk kepada nama seseorang bernama Yatsrib bin Mahail yang menjadi pembuka awal kota ini dan menjadi penghuninya.

Menurut Bahasa Arab, asal kata Yatsrib adalah Tatsrib. Sementara dalam Al-Quran Surat Yusuf kata ini pernah disinggung dan mempunyai makna yang tidak terlalu enak untuk didengar. Tatsrib bermakna dosa atau kesalahan.

Nabi pun mengubah nama Yatsrib menjadi Madinah yang bermakna Kota. Karena bernama Madinah yang berarti Kota, seolah tidak mempunyai nama Kota, kemudian banyak yang menyebut Madinah sebagai Madinatul Munawwarah atau Kota yang bercahaya. Ada juga yang menyebut Madinatul Nabawiyah, Kota kenabian. Karena di Kota inilah Nabi menetap, menyampaikan dasar-dasar ajaran Islam dan meninggal.

Namun selain bermakna Kota, Madinah mempunyai makna lebih dalam dari sekedar Kota, yaitu tamaddun atau Peradaban. Sebuah istilah yang berarti puncak kebudayaan sebuah bangsa. Karena di tempat ini Nabi tidak hanya ingin menatap sebuah Kota, tapi juga kehidupan antar manusia.

Visi yang berhasil diwujudkan. Nabi Muhammad saw., bukan hanya berhasil menata kehidupan di Kota ini, tapi apa yang diajarkan di Kota ini menyebar jauh keluar dari Jazirah Arab yang dikenal kering dan keras.

Pelanjut pemimpin Madinah setelah Nabi Muhammad sebagaimana yang sudah diketahui adalah Abu Bakar Shiddiq. Diantara orang-orang yang pertama mempercayai ajaran Nabi, sahabat Nabi, juga mertua Nabi Muhammad Saw.

Menanggung beban berat menggantikan orang yang sangat dikagumi dan dihormati oleh masyarakat juga dirinya, Abu Bakar berhasil mengkonsolidasikan kembali umat Islam yang sempat shock karena Nabi Muhammad saw., meninggal.

Abu Bakar mengingatkan masyarakat bahwa Rasulullah saw., sudah wafat. Sambil memerangi orang yang menyatakan ingkar dan melanggar kesepakatan dengan alasan Nabi Muhammad Saw., sudah meninggal.

Pemimpin Madinah selanjutnya adalah Umar bin Khattab.

Melanjutkan Abu Bakar, Umar bin Khattab bukan hanya mengingatkan masyarakat akan ajaran Islam, tapi dimensi pelaksanaannya. Banyak yang melihat Umar bin Khattab sebagai orang yang cerdas dalam mencari terobosan-terobosan hukum syariat tanpa harus melanggar perintah dasarnya.

Dalam konteks kepemimpinan politik, Umar bin Khattab adalah pemimpin yang menjadikan Madinah sebagai sentral pengembangan Islam keluar dari Jazirah Arab. Berdasar instruksi Umar bin Khattab lah figur-figur seperti Amr bin Ash, Khalid bin Walid, atau Abu Ubaidah bergerak keluar Madinah. Menaklukan wilayah-wilayah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Seperti kota Alexandria di Mesir atau Yerusalem.

Meski dalam masa kepemimpinannya Umar hanya sekali keluar Madinah, waktu berjalan ke Yerusalem karena diminta langsung menerima kunci gerbang Yerusalem, namun apa yang dilakukan Umar menjadi fondasi dari ekspansi umat Islam secara keseluruhan. Islam tidak hanya sampai ke Andalusia di Spanyol dan Afrika, tapi juga menyentuh wilayah Asia Tengah dan Selatan.

Sebagaimana Umat bin Khattab melanjutkan capaian pemimpin terdahulunya, Abu Bakar, hal itu juga yang dilakukan Utsman bin Affan sebagai pelanjut Umar bin Khattab. Wilayah-wilayah yang sudah ditaklukan Umat bin Khattab, ditata dan dikembangkan lebih lanjut.

Hanya saja pada masa Utsman bin Affan inilah politik menjadi tricky. Politik bukan lagi tentang cara membangun peradaban, tapi tentang perebutan kekuasaan. Terlebih wilayah taklukkan terus meluas dan tertata lebih rapih.

Bila Umar Bin Khattab meninggal karena ditikam Abu Lu'luah, seorang budak Persia yang marah karena wilayah nya ditaklukkan Umar, maka Utsman bin Affan terbunuh oleh internal umat Islam sendiri. Utsman bin Affan meninggal di rumahnya ketika membaca Al-Quran, oleh para pemberontak yang sudah mengepungnya selama 40 hari.

Pada masa ini, politik terlihat sangat tricky, pragmatis dan menjadi pusat fitnah. Mungkin situasi ini juga yang membuat Ali Bin Abi Thalib membawa pusat pemerintah Islam keluar Madinah. Pelanjut Khalifah Utsman bin Affan memindahkan pusat pemerintahan Islam dari Madinah ke Kufah.

Setelah itu, pusat politik Islam praktis berada diluar Madinah. Bahkan bukan hanya diluar Madinah, tapi juga luar Mekkah tempat Nabi Muhammad saw., dan menyampaikan risalah Islam pada masa-masa awal.

Abdullah bin Zubair sempat mendirikan Kekhalifahan di Mekkah. Melawan Muawiyah yang menjadikan Damaskus sebagai pusat politik Islam. Tapi upaya Abdullah bin Zubair gagal.

Madinah, 30 September 2023

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun