Bagi pendengar Radio dan pemirsa Televisi sepanjang tahun tahun 60-80an, pastinya sangat familiar dengan Sambas Mangundikarta. Orang yang di masa perjuangan menjadikan radio sebagai alat perjuangan, lalu dimasa setelah perjuangan berkarir sebagai pembawa acara di Radio dan Televisi.
Sambas adalah pembawa acara atau komentator pertandingan Bola dan Bulutangkis tidak tergantikan. Bukan hanya memiliki suara bariton yang khas dan enak didengar, Sambas juga pintar memilih kata-kata yang melibatkan emosi pemirsa serta intonasi nya yang pas. Ketika pemain timnas Sepakbola Indonesia gagal mencetak gol, Sambas mengatakannya dengan intonasi kecewa yang otentik.