Sejarawan mencatat banyak prestasi sosial serta langkah-langkah terpuji seorang Abdul Muthalib. Diantara yang kerap disebut dan menjadi memori sampai sekarang adalah keterkaitannya dengan sumur Zamzam dan caranya bertindak menghadapi invasi terhadap Makkah.
Menurut catatan sejarah banyak kalangan, Kakek Nabi Muhammad ini adalah orang yang menemukan kembali sumber mata air Zamzam yang sudah terkubur ratusan tahun lamanya. Sebagaimana yang sudah diketahui, mata air zamzam pertama kali muncul ketika Siti Hajar yang sedang pontang-panting mencari air untuk anaknya Ismail yang masih kecil. Meski sudah 7 kali bolak-balik diantara bukit Shafa dan Marwa, Siti Hajar tidak kunjung menemukan air minum. Namun tidak dinyana dan diduga, ada air yang keluar dari bawah kaki Ismail. Sumber mata air di padang tandus yang tidak pernah habis itulah yang sekarang dikenal dengan air zamzam.
Selain itu, Abdul Muthalib juga kerap dikaitkan dengan caranya menghadapi ancaman invasi Raja Yaman terhadap Makkah. Disebutkan bahwa waktu itu Raja Abrahah yang menjadi penguasa Yaman, membangun rumah ibadah baru bagi masyarakat Jazirah Arab. Untuk menarik perhatian banyak kalangan, rumah Ibadah itu dibuat megah dan luas.
Namun ternyata rumah ibadah baru tersebut tidak menggoyahkan perhatian masyarakat terhadap Ka'bah di Makkah. Rumah Ibadah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim, namun cikal bakal nya diyakini sudah ada sejak Nabi Adam. Ka'bah tidak tersaingi meski Raja Abrahah sudah membangun rumah Ibadah baru yang lebih megah dan luas.
Melihat situasi ini, menghancurkan Ka'bah menjadi opsi bagi Raja Abrahah. Bila Ka'bah sudah hancur, maka akan sangat mudah menggiring masyarakat untuk berpindah tempat Ibadah ke Kanisyah yang sudah dibangun Raja Abrahah. Terlebih, Abrahah sendiri adalah kepanjangan Romawi di Jazirah Arab yang waktu itu sedang menjadi negara adidaya. Langkah nya menaklukan Makkah, tentunya akan menjadi kredit point tersendiri di mata penguasa Romawi.
Invasi pun dimulai. Selain mengumpulkan prajurit, Raja Abrahah juga mengumpulkan gajah yang akan menjadi kendaraan dan senjata perang. Gajah inilah yang kemudian dikenang sebagai nama pasukan Abrahah dan nama tahun diserang nya Makkah oleh Abrahah.
Awalnya, pasukan Gajah sampai ke kota Thaif. Sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota yang sejuk, penyuplai sayuran dan buah-buahan untuk Makkah. Tempat miqat bagi masyarakat Riyadh yang akan haji ke Makkah. Karena di Thaif ada patung Latta yang menjadi sesembahan masyarakat disana, konon Abrahah sempat mau menghancurkan Latta. Namun masyarakat Kota Thaif mengingatkan bahwa yang mau dihancurkan Abrahah itu adalah sebuah bangunan berbentuk kotak kubus dan itu berada di Makkah. Bukan sebuah patung yang berada di Thaif. Maka Abrahah dengan pasukan Gajah nya melanjutkan perjalanan ke Makkah.
Menjelang memasuki kota Makkah, pasukan Abrahah merampas apapun yang ada di sepanjang jalan menuju Makkah. Diantaranya adalah merampas 100 ekor unta yang dimiliki Abdul Muthalib.
Namun sebelum memasuki Makkah, Abrahah terlebih dahulu mengirim kurir ke Makkah. Kurir yang memberitahu akan ada penyerangan terhadap Makkah. Kurir ini juga yang memberitahu bahwa tujuan mereka kesana adalah untuk menghancurkan Ka'bah. Karenanya masyarakat penghuni Makkah diminta untuk menyerah atau takluk terhadap Abrahah.
Mendengar ada kurir Abrahah terhadap para pemuka Makkah, Abdul Muthalib meminta kurir tersebut untuk mengantarnya menemui Abrahah. Permintaan yang disanggupi kurir, mengingat Abdul Muthalib adalah salah seorang tokoh yang disegani masyarakat.
Ketika mendengar ada pemuka Makkah yang akan menemuinya, Abrahah bergembira. Dalam bayangannya, orang tersebut akan menyatakan ketundukan dan kepatuhan terhadap nya. Tidak akan mengganggu misinya menghancurkan Ka'bah, seperti yang sudah ditunjukan beberapa pemuka Makkah sebelumnya.
Namun ketika bertemu dan berdialog, Abrahah kecewa. Sikap Abdul Muthalib jauh dari sangkaan.
Kepada Raja Abrahah, Abdul Muthalib mengatakan dengan berani bahwa kedatangannya adalah untuk membawa kembali 100 ekor unta yang sudah dia ambil. Kata Abdul Muthalib, itu adalah unta miliknya yang dirampas pasukan Abrahah dan harus dikembalikan kepadanya. Adapun perihal Ka'bah, bagi Abdul Muthalib Ka'bah itu rumah Tuhan dan Tuhan lah yang menjadi penjaganya. Selama ini dia bukan penjaga Ka'bah, tapi pelayan bagi siapa saja yang datang ke rumah Tuhan tersebut. Lalu setelah berhasil mengambil unta miliknya, Abdul Muthalib kembali ke Makkah dan mengajak warga untuk keluar kota Makkah dan berlindung dibalik bukit. Jangan berada di Kota karena mereka bisa jadi korban pasukan Abrahah.
Kisah selanjutnya, sudah diketahui bersama. Meski pasukan Gajah bisa melenggang kota Makkah untuk menghancurkan Ka'bah, namun pasukan tersebut hancur di tengah jalan. Sejarawan mencatat bahwa para pasukan tiba-tiba terserang penyakit cacar aneh. Sementara secara metaforik, Qur'an menggambarkan kejadian tersebut dengan kedatangan burung ababil yang menjatuhkan batu-batu panas yang diambil dari neraka.
Kembali ke sikap Abdul Muthalib. Sekilas, orang mungkin akan sepakat dengan cara pandang Abrahah terhadap Abdul Muthalib. Kakek Nabi terlihat individualis dan mementingkan diri sendiri. Bukan seorang petarung untuk mempertahankan haknya. Alih-alih memobilisasi perlawanan terhadap Abrahah, beliau malah memperjuangkan kembalinya 100 ekor unta miliknya, dan mengajak masyarakat untuk keluar dari Kota. Urusan Ka'bah, kembalikan saja kepada Tuhan sebagai pemilik langsung nya.
Hanya bila kita cermati sejenak, pada saat itu senyatanya itulah yang bisa dilakukan. Abdul Muthalib tidak mungkin memobilisasi masyarakat dan melatih mereka menggunakan senjata dalam waktu singkat untuk melawan Abrahah. Selain yang dihadapi adalah pasukan yang sudah terlatih dan besar, juga sudah terbukti ketika ada kelompok masyarakat yang melakukannya juga berakhir dengan kematian. Jalan terbaik ketika itu adalah mencegah kerusakan lebih besar. Perihal keberanian, Abdul Muthalib sudah menunjukan keberaniannya menghadap Abrahah hanya untuk mengambil hartanya yang sudah dirampas.
Menghadapi Abrahah, Abdul Muthalib mengambil langkah untuk melakukan apa yang bisa dia lakukan, dan memasrahkan apa yang tidak bisa beliau lakukan. Hal yang tidak bisa beliau lakukan adalah melawan invasi pasukan Gajah. Karena itu tidak bisa dia lakukan, maka dia pun memasrahkannya. Adapun hal yang bisa dia lakukan adalah mengajak masyarakat keluar kota untuk menghindari korban jatuh lebih banyak. Selain mengambil kembali 100 ekor unta yang merupakan hak nya. Ternyata itu yang berhasil.
Pada kehidupan modern sekarang, kehidupan inilah yang kemudian dipraktekan beberapa kelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai Stoicism. Penganut aliran filsafat stoik yang mengajarkan Stoicism sebagai cara untuk meraih kebahagiaan hidup.
Setidaknya ada dua catatan penting dalam ajaran Stoicism.
Pertama, bahwa segala kejadian yang terjadi di muka bumi ini pada dasarnya netral. Nilai nya tergantung dari cara setiap orang menafsirkannya. Jadi bila seseorang mempunyai uang, itu tidak berarti selalu baik. Kebaikan berawal dari caranya memahami uang. Bila caranya memahami uang benar, maka uang akan menjadi kebaikan. Bila salah, uang akan menjadi sumber malapetaka. Begitu juga sebaliknya ketika tidak  mempunyai uang.
Karenanya bagi para Stoicism, salah satu yang harus diperbaiki dalam hidup adalah memperbaiki cara berpikir. Cara berpikir orang akan menentukan apakah dia akan hidup bahagia atau sengsara. Orang kaya tidak otomatis bahagia, dan orang miskin tidak otomatis hidup sengsara. Kerap terjadi hal sebaliknya.
Catatan Kedua, bahwa bagi Stoicism manusia mesti memilah dengan jeli sesuatu yang masih dalam kontrolnya, dan sesuatu yang sudah berada diluar kontrol dirinya. Bila kedua hal itu sudah dipilah dengan baik, maka setiap orang hanya mesti fokus kepada apa yang bisa dia kontrol, bukan pada apa yang tidak bisa dia kontrol. Karena itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi.
Karenanya bagi Stoicism, tugas seorang pelajar ketika akan ujian adalah belajar dengan baik. Karena itu adalah hal yang bisa dia kerjakan atau kontrol. Dia tidak usah diajak memperumit diri dengan memikirkan berapa nilai yang akan diperoleh atau lulus tidak nya dalam ujian. Karena nilai dan kelulusan, sudah berada diluar kendali dirinya. Apalagi kadang-kadang variable penentu nilai atau lulus tidak lulus, sangat beragam.
Menurut Stoicsm, awal ketegangan dan menjauhnya manusia dari kebahagiaan adalah karena tidak fokus terhadap hal-hal yang bisa dia kontrol dan ingin mengintervensi hal-hal yang berada diluar kontrol dirinya. Mestinya kalau sudah demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, orang sudah tidak perlu stress atau kecewa lagi. Meskipun harga BBM tetap naik. Karena demonstrasi lah yang bisa dia lakukan, dan menahan harga BBM adalah hal yang diluar kontrol dirinya. Bila seluruh prosedur mendapat kerjaan sudah dilaksanakan dengan benar, semestinya orang tinggal duduk manis saja menunggu. Tapi orang masih duduk sambil stress memikirkan hasil. Sementara penentuan hasil, itu diluar kontrol dirinya.
Stoicism sendiri bukan cara pandang baru. Filsafat ini tumbuh dan berkembang di Yunani kuno sekitar abad ke-1.
Stoicism bisa dikatakan sebagai filsafat hidupnya budak sampai dengan Raja. Karena para pencetus awal dari pandangan ini adalah para budak Yunani, Zeno dan Epictetus. Meski begitu, pandangan dari kaum budak ini juga menjadi pegangan para penguasa. Seperti Seneca yang sehari-harinya adalah seorang politisi pada masa Kaisar Nero.
Mungkin yang paling monumental dari Stoicism ini adalah ketika kaisar Romawi Marcus Aurelius juga menjadikan Stoicism sebagai cara hidupnya. Sementara dalam riwayat kekaisaran Romawi, Marcus Aurelius adalah Kaisar 5. Dia termasuk jajaran Kaisar terbesar ke-5 yang pernah dimiliki Romawi karena kecakapannya dalam memimpin. Setelah Marcus, tidak adalagi Kaisar Romawi yang memberikan impact besar bagi kekaisaran Romawi.