Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Gandhi dan Perjuangan Melawan Diri Sendiri

6 Februari 2018   16:55 Diperbarui: 6 Februari 2018   20:45 1136 3
Dalam perjalanan ke Afrika Selatan, Gandhi mengalami perlakuan menyakitkan. Gandhi yang duduk di kelas eksekutif, diprotes. Di Afrika Selatan hanya orang kulit putih yang bisa naik kelas eksekutif. Gandhi disuruh pindah ke kelas ekonomi oleh petugas kereta. Karena menolak, Gandhi pun diturunkan di statsiun terdekat sebelum sampai tempat tujuan.

Protes terhadap perlakuan ini, Gandhi mengajak teman-temannya yang Muslim, Yahudi, Sikh, Kristen untuk melawan. Satu hal ditekankan Gandhi dalam melakukan perlawanan ini; perlawanan tidak boleh memakai kekerasan. Musuh boleh memakai kekerasan, tetapi mereka tidak boleh membalasnya dengan kekerasan. Akibatnya, badan Gandhi remuk dipukul tongkat tentara. Tetapi hasilnya ternyata efektif.

Perlawanan tanpa kekerasan di Afrika Selatan inilah yang diterapkan Gandhi di tanah kelahirannya India. Tetapi rupanya Afrika Selatan berbeda dengan India. Di India tentara Inggris tidak hanya dibekali senapan, tetapi juga sangat bengis. Akibatnya, sekitar 1.500 orang India meninggal dibantai pasukan Inggris yang bebas tanpa perlawanan memuntahkan lebih dari 1.600 peluru.

Gandhi sedih. Tetapi berbeda dengan Nehru, PM pertama India, Muhammad Ali Jinnah, PM pertama Pakistan, Gandhi bersikukuh meneruskan pola ini. Menurut Gandhi, dalam setiap ketidakadilan selalu akan ada perlawanan. Hanya perlawanan seperti apa yang akan dilakukan. Apakah melanggar hukum atau melakukan apa yang seperti dilakukan para penindas. Apa bedanya dengan penindas kalau melakukan seperti yang dilakukan penindas?

Pastinya prinsip ini bukannya tanpa resiko. Ide Gandhi ini bukan hanya dilanggar oleh para pengikut setianya dan diprotes teman-teman seperjuangannya, tetapi juga dimanfaatkan penjajah Inggris. Gandhi sendiri bukannya tidak putus asa dengan prinsipnya. Dalam satu kesempatan Gandhi mengakui bila dia kadang putus asa. Hanya saja ketika putus asa, dia selalu ingat bahwa dalam sejarah kehidupan manusia cinta dan kebenaran itu selalu menjadi pemenang.

Bila melihat cara Gandhi melawan, saya teringat sebuah slogan: Think Globally, Act Locally. Gandhi berpikir besar tentang perlunya kebebasan dan kemerdekaan tapi mengkonkretkannya dalam langkah sederhana. Seperti langkah mengajak masyarakat memintal kain dan membuat garam sendiri. Bagi Gandhi, salah satu sumber penghisapan Inggris pada masyarakat India adalah ketika masyarakat India mesti membeli pakaian yang dibuat Inggris. Sementara garam, adalah urat nadi kehidupan yang mesti dibuat dan diperjualkan sendiri. Gerakan ini tidak hanya akan merepotkan Inggris, tetapi juga akan membuat India mandiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun