Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Gubernur Santri Zainul Majdi Termasuk Reformis Muda Versi Dino Patti Djalal

3 Maret 2014   01:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 298 0
[caption id="" align="aligncenter" width="376" caption="Gubernur NTB : Dr. KH. Zainul Majdi, MA"][/caption] Gubernur NTB  Dr. KH. Zainul Majdi, MA termasuk salah satu tokoh muda yang hadir dalam acara Forum Terbuka bertema “Reformis Hibrida-Reformis Horizontal” yang digagas oleh mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal di Jakarta, Sabtu (1/3/2014). Tokoh muda lainnya antara lain, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Walikota Bandung Ridwan Kamil, dan Walikota Makassar Ramdhan Pomanto. Nama Basuki Tjahaja Purnama dan Ridwan Kamil sudah banyak diberitakan di media dan dikenal luas oleh publik. Tidak demikian halnya dengan Zainul Majdi. Gaungnya kencang hanya sebatas Provinsi Nusa Tenggara Barat. Belum tentu semua mengenalnya. Tidak ada salahnya jika kita tengok rekam jejaknya. Prestasi yang diraih oleh Zainul Majdi cukup mengagumkan. Beliau terpilih menjadi gubernur salah satu provinsi di Nusa Tenggara, yaitu Nusa Tenggara Barat pada tahun 2008, ketika masih berusia 36 tahun (lahir di Pancor, Lombok Timur, 31 Mei 1972). Saat ini, beliau kembali menjalani amanahnya sebagai Gubernur NTB periode kedua, 2013-2018. Dipercaya kembali memimpin untuk periode kedua tentunya menyiratkan kepercayaan warga atas kepemimpinannya. Sebuah pengakuan atas keberhasilannya dalam mengawal pembangunan di NTB untuk kesejahteraan masyarakatnya. Bahkan hasil pemilukada NTB Mei yang lalu memberikan perolehan 44% untuk pasangan Zainul Majdi dan M Amin dengan mengalahkan tiga kandidat lainnya. Muda, berasal dari keluarga santri yang dihormati, pendidikan baik (lulusan Magister Jurusan Tafsir Hadits dan Ilmu Alquran Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir 1999), tak ayal membuatnya menjadi perhatian. Majdi dikenal dengan nama Tuan Guru Bajang. Tuan Guru adalah sebutan di kalangan masyarakat Suku Sasak di Pulau Lombok untuk seorang ulama. Beliau cucu ulama paling karismatik di Lombok, yaitu Almagfurullah Syekh TGKH Zainuddin Abdul Majid atau yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Pancor. Sosok Majdi yang seorang ulama memberikan warna yang berbeda dalam jajaran birokrasi di Provinsi NTB. PR terbesarnya adalah dalam rangka memperbaiki moral jajarannya, memasukkan nilai-nilai etika bagi pasukannya. Beliau tidak ragu untuk mencabut jabatan bawahannya yang terkait kasus korupsi. Bahkan seluruh pejabat diwajibkan menandatangani Pakta Integritas, salah satunya berisi kesiapan untuk mengundurkan diri jika terkait kasus korupsi. Pada pertemuan bersama 4 tokoh reformis muda dan Dino Patti Djalal, Zainul Majdi mengungkapkan,  "Tidak semua hal bisa diselesaikan dengan pendekatan kultural. Ada yang harus sistemik. Karena itulah saya terima ajakan masyarakat masuk kontestasi Gubernur NTB," kata Majdi. Majdi mengungkapkan pula bahwa dunia politik memiliki tantangan yang luar biasa. Apalagi menyangkut bidang birokrasi pemerintahan daerah. Beliau bahkan mengatakan, "Awal saya terpilih, saya panggil birokrasi. Saya ceramahi tentang surga neraka, tapi mereka ngantuk. Namun, suatu ketika dikumpulkan lagi, saya sampaikan, sebentar lagi kita lakukan mutasi. Mereka langsung semangat". Orang sekarang memang lebih takut kehilangan jabatannya dibandingkan dengan neraka. Hasil nyata sentuhan kepemimpinannya sudah mulai terlihat. Sektor pariwisata di Pulau Lombok mulai menggeliat, bahkan cukup pesat. Dengan adanya Bandar Udara Internasional Lombok, wisatawan memiliki kemudahan untuk melakukan kunjungannya. Jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat dari tahun 2010 yang hanya sekitar 500.000 orang, naik menjadi 750.000 orang tahun 2011 dan tahun 2012 menjadi satu juta wisatawan. Bidang kesehatan pun menunjukkan keberhasilannya. PAD naik sangat signifikan, naik hampir dua kali lipat.  (sumber: Republika.co.id). Semoga makin banyak bermunculan tokoh-tokoh muda yang menginspirasi. Saatnya pula kita turut memberitakan tokoh-tokoh unggulan agar dapat menginspirasi tokoh lainnya. Tidak perduli dari mana atau dari partai mana mereka berasal. Asal untuk kemajuan negeri dan kesejahteraan masyarakat, untuk Indonesia yang lebih baik. Semoga. (Del) Sumber : disarikan dari suara pembaruan dan berita satu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun