Pluto dianggap sebagai planet kesembilan dalam tata surya kita. Meskipun ukurannya kecil, para astronom pada waktu itu yakin bahwa Pluto adalah bagian integral dari tata surya kita. Namun, semakin berkembangnya teknologi teleskop, para astronom menemukan sebuah wilayah di luar tata surya yang disebut Kuiper Belt.
Kuiper Belt adalah rumah bagi ribuan objek langit, termasuk Pluto. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa Pluto hanyalah salah satu dari banyak objek langit di Kuiper Belt, dan ada objek lain yang bahkan lebih besar darinya, seperti Eris.
Muncul pertanyaan: Apakah Pluto benar-benar planet? Akhirnya para astronom merumuskan kriteria baru untuk menentukan apakah suatu objek dapat dianggap sebagai planet. Kriteria tersebut termasuk orbit mengelilingi Matahari, bentuk bulat karena gravitasi yang cukup kuat, dan kemampuan untuk membersihkan orbitnya dari objek-objek lain.
Sayangnya, Pluto gagal memenuhi syarat terakhir ini. Pluto tidak mampu membersihkan orbitnya dari objek-objek lain di sekitarnya. Selain itu, pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa ribuan objek langit di Kuiper Belt juga tersusun dari material yang sama dengan Pluto, yaitu es dan batuan.
Oleh karena itu, pada tahun 2006, para astronom secara resmi menarik status Pluto sebagai planet, dan mengklasifikasikannya sebagai planet kerdil.
Keputusan ini tidak hanya merubah pandangan kita tentang Pluto, tetapi juga mengubah cara kita mendefinisikan apa itu planet. Tanpa kasus Pluto, mungkin kita tidak akan memiliki kriteria yang jelas untuk menentukan apa yang bisa disebut sebagai planet. Jadi, meskipun tidak lagi menjadi planet, peran Pluto dalam mengubah pemahaman kita tentang tata surya sangatlah besar.