Mahasiswa tersebut merasa tertekan karena mereka merasa kehilangan kendali atas situasi ini, dan mereka merasa sulit untuk berkonsentrasi pada persiapan awal perkuliahan. Mereka merasa bahwa komunikasi yang kurang lancar dengan dosen pembimbingnya telah menghambat progres akademik mereka. Selain itu, mereka juga merasa khawatir tentang bagaimana hal ini akan memengaruhi jadwal kuliah dan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
Namun, dalam keresahan mereka, mahasiswa-mahasiswa ini juga menunjukkan tekad dan inisiatif untuk mencari solusi. Mereka berusaha untuk tetap tenang dan mencoba berkomunikasi dengan dosen pembimbing melalui berbagai cara, seperti email, pesan singkat, dan bahkan mencoba mengatur pertemuan tatap muka. Meskipun sulit, mereka berusaha untuk memahami keterbatasan dosen pembimbing yang mungkin juga memiliki banyak tanggung jawab lain di luar akademik.
Kisah ini akhirnya menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Meskipun menghadapi tantangan dan keterbatasan, mahasiswa perlu menjaga semangat dan mencari cara untuk mengatasi masalah yang muncul. Ini juga menjadi pelajaran bagi dosen pembimbing untuk lebih memperhatikan komunikasi dengan mahasiswa, terutama dalam hal persetujuan KRS yang dapat berdampak besar pada pengalaman akademik mahasiswa.