'Lagu yang mana?'
'Cari saja, sudah aku masukin ke playlist kok.'
'Oh oke'
'Tapi janji ya, jangan nangis.'
'Kok gitu?'
'Soalnya lagunya hampir mirip dengan kisah kita. Lagian kamu kan cengeng.'
Aku mencubit punggungmu. Kau mengerang kesakitan.
'Sakit yah?'
Kuusap-usap punggungmu. Hangat. Itulah mengapa aku tak pernah mau lepas darimu. Bukan hanya tubuhmu, tapi juga cara berpikirmu selalu membawa kehangatan tersendiri bagiku.
'Tentu sakit. Tapi tak akan pernah sebanding dengan sakit yang kamu rasakan selama ini. Maafkan aku, Del!'
Entah yang keberapa kalinya kamu minta maaf padaku. Bagiku sudah cukup. Sungguh terlalu cukup. Dan aku tak mau mendengar kata itu lagi. Aku yang salah, Ry! Tak seharusnya aku merayumu saat itu, dan memintamu untuk tetap menjadi kekasihku.
***
Tak sulit untuk menemukan lagu yang kamu maksud. Karena koleksi MP3 di Handphoneku, bisa dibilang hanya berjumlah hitungan jari saja. Dan aku hafal betul lagu apa saja yang menjadi koleksiku.
Dan sejak malam itu, aku bahkan telah memutar lagu 'Melepasmu' milik 'Drive' puluhan kali. Seolah menjadi lagu kebangsaan dan wajib didengarkan sebelum mataku terlelap sampai keesokan harinya. Yah, kamu benar Ry. Lagu ini hampir mirip dengan kisah perjalanan cinta kita.
Tapi apa kamu benar-benar ingin melepasku satu hari nanti?
Jika saja pertanyaan itu kaulontarkan padaku, aku akan menjawab 'Aku tak mampu, Ry!'