Kau bilang hormat-menghormati, harga-menghargai nilai yang kau jiwai.
Kau bilang pula kita ber-bhinneka tunggal ika dan tetap satu-sehati.
Katakan segalanya nilai apa pun yang telah kau terima dan kau yakini.
Tapi kini, pagi kembali antarkan kita kepada pertemuan tanpa jabat tangan.
Tapi kini, ruang bersama lagi, lagi, dan lagi kalian cemari sesuka hati.
Tidakkah, siapapun kau, punya kata-kata yang mengucur dari sanubari?
Tidakkah kau ingin udara ini terbebas dari kentut yang kau sendiri tak sudi?
Ada banyak cara dan carilah itu yang tak harus membuat pagi terbakar
Ada banyak kata sampaikan pesanmu yang bukan ejekan kepada tetangga
Dalam ruang bersama tidak setiap orang harus berdiri di belakangmu
sebab kau siapa memangnya bagi lainnya?
Dalam ruang bersama tidak setiap kentut baumu harus dihirup lainnya
sebab kau siapa memangnya bersikap-berbuat suka-suka?
Kawan, kita sebangsa sekalipun mungkin tidak seiman
Kawan, kita sesaudara sekalipun pasti kita berbeda
Jika kau memang yakin, yakinilah apa pun keyakinan politikmu
Jika kau memang cinta, tandai cintaimu bukan dengan melukai sodaramu
Mari duduk kita semeja dan pastikan bahwa masih kita bersaudara.
Pagi, 30 Mei 2014