Nadiku berhenti berdetak mengalunkan rasa yang sebelumnya kita agungkan, kisah yang terukir di atas jiwa-jiwa kesepian dan keterasingan diantara gemuruh dan hiruk-pikuk jeruji ikatan yang mengatasnamakan asmara, tak mampu kita pungkiri bahwa kita terjebak di dalam jiwa yang haus akan 'kepemilikan' merampas semua isi jiwa dan dunia tanpa perduli kan lara yang menikam. Tak ada yang memperdulikan, sampai jiwa kita mengais asa di antara jutaan jiwa, dan akhirnya kita sendiri yang terikat di dalam rasa yang begitu asing namun mampu membuat jiwa begitu kuat dan lekat memeluk renjana jiwa tanpa memasung jiwa juga dunia.Â
KEMBALI KE ARTIKEL