Suatu pagi di ibu kota. Kicauan burung bersahutan tak lagi mengalun, ditenggelamkan bisingnya kota yang berlomba dengan asa. Yang terdengar hanya suara aduan centong dan panci, yang menyambut pagi dari balik dapur. Sejenak Mbok Darmi meninggalkan kesibukannya dan mengantarkan secangkir kopi hangat ke atas meja makan.