Dalam teriakan jemari kota
Sekali lelap tiga belati dipunggung
Aku kembali terlempar
Terperangkap dalam satu pusaran
Mengais
Menerkam siang
Saat bulan mulai mengintip
Bersembunyi aku dibalik ketiaknya
Bercumbu mata
Berkhianat pada hati
Mengusir sepi
Merayu pada malam agar menemaniku sampai mati
Tapi siapa kira dapat menahan waktu
Saat pagi datang kembali aku mengerang