Tak bisa jauh dari mengingatmu, setiap petang Diki menuliskan hasratnya melalui angin yang datang, yang setengah terpaksa datang ke kamarnya yang pengap. Kertas-kertas berserakan, buku- buku tercecer-cecer, puntung rokok memenuhi asbak yang sepertinya berhari-hari tak dibuang. "Kenangan memang, kadangkala membutakan. Bukan saja cinta !"
KEMBALI KE ARTIKEL