Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Saya Memang Tak Sempurna

16 Juni 2010   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:30 215 0
Saya memang tak sempurna Tapi SETIDAKNYA sepanjang hari saya bersamanya Mengawasi setiap detil gerak-geriknya Memeluknya bila ia ber-airmata Menjadi pelarian utama demi jawaban sederhana setiap pertanyaan rumitnya Tanpa ia harus menunggu lama Saya memang tak sempurna Tapi SETIDAKNYA dengan tangan saya sendiri saya menyuapinya Kaki saya yang menjejeri langkahnya kemana saja Mulut saya yang menuntunnya mengeja Hingga telinga saya juga yang pertama kali mendengarnya membaca sebaris kata Dan mata saya yang menemani matanya mengagumi bianglala sang tontonan langka Saya memang tak sempurna Tapi SETIDAKNYA saya membuatnya bangga di depan teman-temannya Karena sayalah yang berjaga di depan kelasnya Menangkap lega di binar matanya ketika menangkap-basah mata saya Yang sedang mengintipnya dari balik jendela Saya memang tak sempurna Tapi SETIDAKNYA saya yang menyulut rasa gembiranya Karena setiap kali ia pulang dari mana saja, sayalah orang pertama yang dilihatnya Sayalah yang memberinya tentram Karena saya yang selalu membelai rambutnya, hingga ia lesap dalam tidur lelapnya Bahkan sebelum sekelumit dongeng saya tiba pada akhir yang bahagia Saya memang tak sempurna Tapi SETIDAKNYA hanya raut wajah saya yang marah pada kenakalan sederhananya Bukan hati saya Dan hanya hati saya yang mengiyakan rengekan tak masuk akalnya Bukan raut wajah lelah saya Saya memang tak sempurna Tapi SETIDAKNYA tanpa saya minta, saya selalu bisa mendengar irama terindah di dunia Saat tak terhitung berapa kali dalam sehari dipeluknya saya sambil berkata, “ Terima kasih Mama “ ..juga.. “ Aku sayang Mama ” Dan.. pelukan serta irama terindah itulah KESEMPURNAAN saya..
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun