sama rata menggenggam lara.
Kau menghadapku dan berbicara lewat mata,
dan aku menghentikannya karna bosan.
Lebih indah berbicara pada cakrawala saat senja,
lebih mudah buatku mendesah rasa.
Cerita berlalu saat frekuensi kita mereda,
mencari arah yang berbeda saat menara kita tak lagi sama.
Sama-sama kita menutup mata,
menipu diri melalui kata.
Dalam logika dunia berbeda,
frekuensimu masih menyapaku sesekali.
Ketika senja kembali datang,
pertanyaanku masih sama seperti dulu.
"Kapan ini berhenti?"
Dan senja selalu sama menjawab : kamu kuat.
--Jogjakarta, 23 Maret 2912 15:11--