Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Membunuh Tuhan

30 Juni 2011   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 241 6
Lelaki itu bersandar pada sebuah tembok kotor dan berlumut, pundaknya bergerak naik turun dengan cepat, terengah-engah. Dia melihat ke arah jalan raya yang kini telah dibanjiri manusia. Asap tebal membumbung tinggi dari bangunan yang baru saja dibakarnya, gereja ketiga dalam bulan ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun