Becak mesin yang kutumpangi berhenti di depan sebuah papan hijau nama jalan, gang, persisnya. Aku meneruskan masuk ke dalam dengan berjalan kaki. Bukan karena jalan ini tak cukup untuk dilewati becak tersebut, aku hanya ingin mengintip suasana sore di perkampungan tempatku beranjak remaja, menikmatinya.
KEMBALI KE ARTIKEL