Seribu macam suara memadati telinga. Gesekan ban pada serbuk aspal, suara penjaja makanan, klakson yang bersahutan, ucap-ucap diselingi tawa, ada suara angin, gemuruh hujan di kejauhan, langkah kaki, teriak kernet yang bergantung di tepi pintu bus setiap kali berhenti, bunyi peluit pak polisi berseragam, ada yang memaki. Kubuka mata yang sejak tadi terpejam, lelaki berbadan kurus dengan pakaian kumal terengah-engah berlari. Aku masih duduk diam di halte ini.
KEMBALI KE ARTIKEL