Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Karena Kami Pemalas Tengik yang Sangat Tahu Arti Syalala (Terima Kasih Andi, Kamu Teman Kami yang Paling Ciamik!)

17 Juli 2010   22:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 329 0
Dan kalau biru bisa dimonopoli, langit adalah milikku. Kamu, buat aku. Tunggal.

Hah! Aku tak butuh manusia sendu. Tau?

Tenang. aku tidak mendayu. Aku badutmu, ingat? Syaratnya mutlak, kamu harus pensiun jadi perompak.

Lalu? bersamamu? Begitu ? Badut, bisa apa.

Menghiburmu. Melakukan trik bola, menyulap bunga dari kain berwarna merah. Asal kamu senang, sudah.

Aku bukan bayi, bocah.

Kamu masih suka menangis.

...

Karena cuma aku yang tahu seberapa putih tulangmu. Tidak usah mencari, sini, sini, dekat aku sini.

Aku bukan mimpimu. Tidak akan begitu.

Memang bukan. Tidak akan pernah. kamu nyata, aku kecup sini.. Terasa?

Terasa.. Ngilu. Disini. Aku hampir menangis, tau?

Masih bilang kamu bukan bayi?

Masih. Selalu akan begitu, sampai mati. Masih mau kamu?

Masih. Selalu akan begitu. Kalau ada yang mengucapkan sama, aku buat dia mati. Masih mau?

Mau masih mau. Apalagi ? Kalau hanya segitu, aku juga bisa.

Kukuliti mereka satu per satu, jadi sesajen di malam pernikahan kita. Jangan nakal, kamu punyaku, mengerti sudah?

Aku bercinta dengan zombie.

Kamu tau, asal mulanya zombie?

Ceritakan...

Dia jatuh cinta, bukan, mungkin bukan cinta. Dia merasakan syalala pada seorang wanita. Wanita yang susah memejamkan mata. yang sering ketakutan karena tervisualisasi cerita-cerita. Dia menjaganya, itu saja. Menunggunya terlelap betul, baru ikut tertidur. Tanpa disadari, dia berubah menjadi zombie.

Aku bercinta. Bukan berarti jatuh cinta.

Memang. Bukankah kita sepakat? Itu syalala.

Oiya. Lupa. Itu syalala... Hihihi... Apa rasanya ? Kamu penulis kan, ya...

Rasanya senang. Menggigit. Sudah kubilang sebelumnya bukan? Seperti ingin menelanmu hidup-hidup, dan menjadikannya senyawa satu dalam diriku.

Aku bulimia. Kamu jugakah? Aku gak mau. Jadi muntah karena limpah.

Coba telan rasa. Coba kalau bisa. Jangan kebanyakan protes. Tidak akan kamu muntah karena rasa berlebihku. Titik.

Syalala.

Sudah?

Lagi mencoba. Telan rasa.

Nikmatilah. Aku sudah lebih dulu darimu.

Nano-nano. Enak.

Simpan. Jangan dibagi.

Iya. Sudah yuk, kita permisi. Aku mau kamu untuk aku sendiri.

Benar. Mari menikmati syalala dan membuat mereka iri.

---------------------

Italicitu punyaTha. Biasa itu untuk Jaka, (biar rimanya sama!)

[Medan - Jakarta, 18 Juli 2010]

*saudara-saudari ini bukan fiksi, kami hanya sedang onani! Hahahahaha

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun