Jegog adalah instrumen musik khas Bali, terutama Jembrana, yang terbuat dari bambu. Bentuk fisiknya berupa bilahan setengah bambu yang ditata berjajar. Dibawahnya, terdapat bambu yang utuh namun dilubangi bagian atasnya sebagai lubang resonansi. Walhasil, suara yang dihasilkan pun bergemuruh, rancak, riuh dan menggelegar. [caption id="attachment_1590" align="aligncenter" width="300" caption="Jegog tingklik di desa Pohsanten Jembrana. Foto dok.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_1592" align="aligncenter" width="300" caption="Mencoba jegog yang ukurannya gede banget. foto dok.pribadi"][/caption] Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912. Kata “Jegog” diambil dari instrumen kesenian Gong Kebyar yang paling besar. [caption id="attachment_180358" align="aligncenter" width="300" caption="Copas dari
http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/files/2009/12/tari-kebyar.jpg"][/caption] Awalnya, kesenian Jegog hanyalah tabuh yang menghibur para pekerja untuk bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia. Dalam perkembangan selanjutnya, jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini mengiringi drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi dari alam dan budaya. [caption id="attachment_180359" align="aligncenter" width="300" caption=" Copas dari
http://www.bali-travel-tour.com/jpg-j/Jegog/title.jpg"][/caption] [caption id="attachment_180361" align="aligncenter" width="300" caption="Copas dari
http://farm4.static.flickr.com/3018/3092444491_2eb357365b.jpg"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL