Sebelum menuju bumi Majapahit, Mojokerto, pagi itu kuputuskan untuk mengeksplore kota pahlawan. Berbekal peta kota dari leaflet sebuah museum di Surabaya, ples print out jalur bis kota dan angkot di Surabaya hasilĀ bertanya pada Om google sehari sebelumnya, maka penjelajahan pun kumulai. Dengan naik bis kota Purabaya-Jembatan Merah via tol berongkos Rp 3500,- , maka kunjungan pun kumulai di Tugu Pahlawan. Semula kubayangkan tugu pahlawan ini seperti tugu pahlawan yang ada di Semarang, terletak di sebuah tanah lapang kosong. Namun ternyata tanah lapang itu telah tersulap menjadi sebuah taman cantik yang multifungsi: taman bermain, makam pahlawan, museum, tempat olahraga. Di dinding/pagar luar taman, terdapat relief yang menceritakan perjuangan rakyat Surabaya sebelum proklamasi dan sesudahnya. Kemudian di pintu depan terdapat sebuah patung Bung Karno dan Bung Hatta yang sedang membacakan naskah proklamasi. Di belakangnya, terdapat sempalan sebuah dinding gedung yang pada tiangnya tertuliskan slogan-slogan populer pada masa itu, seperti merdeka atau mati, rawe-rawe rantas malang-malang putung, dst.
Relief perjuangan di dinding taman. Foto dok.pribadi Dewi
KEMBALI KE ARTIKEL