Selama masa kampanye ini, beredar ajakan “pilihlah capres dengan hati nurani”. Selalu saja terusik untuk mencoba membangun struktur konsep hati nurani. Tanpa ada maksud politis, saya melalui tulisan ringkas ini akan sekali lagi berupaya untuk membangun konstruksi kebenaran filosofis penggunaan kata “hati nurani” sehingga semoga muncul konstruksi bangun kebenaran yang tentu saja bersifat temporer dan hipotetis.