Pertama, anda lapor adminpun, admin tidak akan bergeming karena admin tahu dari mana kalau tulisan yang saudara anindya publish itu hasil anda menulis sendiri?
Malah dugaan saya mendekati kebenaran dari sisi menggebu-gebunya akun Anindya untuk klarifikasi bahwa apa yang dia tulis adalah merupakan buah pikir dia sendiri, tanpa campur tangan pihak lain seperti praduga saya.
Seperti orang bilang bahwa "orang yang mengaku-ngaku usianya muda, biasanya ada udang dibalik renpeyek, hahaha nyambung gak ya? halah! (pikir sendiri bos)
Kedua, dalam klarifikasi tersebut malah mengesankan bahwa, saudara Anindya ingin membunuh eksistensi saya di kompasiana. Dia menyatakan bahwa mengetahui posisi saya dan mengaku mengenal saya (PP yang saya pakai ini) sebagai member hijaber. Dan seolah-olah menyatakan bahwa PP yang saya pakai palsu. Sekarang anda buktikan posisi saya berada dimana, jika memang anda tahu sebenarnya dan bukan hanya membual doang alias gertak sambal.
Ketiga, dengan adanya klarifikasi tersebut, bermunculanlah komentar yang membuka luka lama. Orang-orang yang merasa gaul pada zaman Titi, mempertanyakan tanggal akun saya dengan terjadinya kasus Titi, menurut saya ini logika dengkul banget, apakah orang yang mengetahui adanya kasus itu harus memiliki tanggal gabung yang setara dengan hebohnya kasus tersebut? bagaimana dengan keberadaan banyak silent reader yang bukan member kompasiana tapi sering mengunjungi blog kompasiana? seperti saya yang sebelumnya juga silent reader mulai tahun 2009, sehingga tahu kasus bullying di kompasiana, diantaranya ;
Kasus bullying terhadap Johan Wahyudi, gara-gara tulisan beliau yang berjudul "Jangan Kau Bohongi Kompasianer". Bullying terhadap Si bengal Liar (Septi Intan P) oleh Hawa dan Agung CS karena reaksi Sibel yang kebablasan terhadap Johan Wahyudi, Bullying terhadap Erlinda oleh Mad Mizan, Bullying terhadap Dwitasari oleh Hawa CS, bullying atau lebih tepatnya bersitegang antara Erri Subekti dengan Herman Hasyim, Prahara Astree Hawa yang menuai banyak respon terkait Tulisan "Fiksi Sampah di Kompasiana".
Dan banyak hal lain seperti Kong Ragille yang memiliki akun kloningan perempuan, debat agama yang bertengger didalamnya nama-nama seperti Tata Marcelli, Rafael Naftali (sepertinya nama ini masih eksis di kompasiana dengan berubah wujud), ZEM, Erianto Anas (Revo Satria), Zuragan Qripiq, Mukti Ali, Adi Supriadi dan lain-lain.
Kasus bullying terbaru adalah Indri Hapsari oleh Erri Subekti, Dewa Gilang yang mengaku masih SMP oleh Rosiy dkk. Bunda Khatijah oleh akun musuhnya (gundik arab) yang disinyalir sesama dari Arab Saudi. Dan terakhir, baru hari ini saya temukan, tulisan Anindya Gupita terhadap saya.
Tapi apa boleh buat, saya masih baru bergabung di kompasiana, masih belum memiliki bala kurawa yang bisa dikerahkan untuk mengerubuti seseorang. Dan akhirnya sampailah saya pada tahap kesimpulan, bahwa jika anda berada di kompasiana tanpa teman tanpa sanak saudara, berjuang dalam kesendirian, maka bersiaplah untuk dibantai dengan penelikungan kata yang tidak pernah bisa diluruskan tanpa adanya dukungan dari akun teman apalagi akun yang senior.
Meski saya hendak dihabisi atas praduga saya yang wajar, saya ikhlaskan hal tersebut sebagai aksi perploncoan dari kompasianer senioar yang sudah malang melintang di jagat pewayangan kompasiana, saya paham, mereka merasa superior karena sudah terkenal di kompasiana, lihat saja komentator ditulisan Anindya tersebut, beberapa adalah akun yang hobi kalau ada hal-hal yang heboh di kompasiana, bunga ilalang (selamat ultah bos), ken hirai yang komentarnya sangat lucu, yang mengatakan bahwa saya orang lama, hahaha ya emang saya orang udah lama bos, kalau masih lahir kemarin gak bakalan bisa nulis di kompasiana, hahahaha ada-ada aja deh bos ken.
Ada yang baru, Ira Oemar. Akun yang suka berdebat gak kenal kompromi. Beberapa waktu yang lalu juga menghabisi Titin S/Threedomo karena tulisan hoax yang sudah diklarifikasinya. Dan seperti bersenangat saja orang ini menghajar orang yang bersalah tapi sudah mengakuinya. Pintar sih boleh, tapi nuraninya menyedihkan.
Oh ada satu yang ketinggalan, beberapa waktu lalu juga ada bullying terhadap Titin Rahmawati yang dijuluki suster wannaa be oleh akun Auda Zasckya. Akun Auda inilah yang pertama membuat tulisan penggiringan opini untuk membully akun Titin. Sehingga banyak tulisan pengen eksis lainnya yang menghajar Titin.
Begitu saja pledoi saya hari ini, silahkan pembantaian dilanjutkan disini jika kalian belum puas dan merasa menjadi penguasa kompasiana, salam dari akun baru yang tercurigai.
@@@