tangan kanan memeluk boneka lusuh
yang penuh darah dan debu reruntuhan
tangan kiri melambai penuh bercak darah
dari wajah yang tertimpa puing bangunan
lalu dia menangis di sudut reruntuhan
mengais sisa puing yang berserakan
diantara sisa rumahnya yang sudah hancur
seakan sedang mencari yang takan pernah kembali
tatap mata penuh harap dan kesedihan
tengadahkan wajah ke atas awan
seperti ingin berkata kepada langit
kenapa ini harus terjadi padaku?
Gadis kecil itu kini sebatang kara
menjalani hidup penuh ketakutan
tak ada lagi yang memeluknya
disaat desing peluru melintas diatas kepalanya
di saat dentuman ledakan terdengar di telinganya
sunber : PUISI KECILKU