Tapi lain lagi ceritanya bagi mereka yang tinggal dipelosok pedesaan. Berbagai macam kendala kerap menjadi kendala baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi orantua dan masyarakat. Dari mulai pergi ke sekolah berjalan kaki dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, para guru (PNS) yang tidak betah "ditugaskan" dipelosok pedesaan, sampai kondisi bangunan sekolah yang mengkhawatirkan. Semua itu merupakan pemandangan sehari-hari yang dilihat dipelosok pedesaan.
Guru termasuk kepala sekolah yang ditugaskan pemerintah tidak pernah betah tinggal dan mengajar didaerah pedalaman, itu yang terjadi didaerah kami, sehingga para siswa hanya mendapatkan pelajaran dari guru-guru mereka yang statusnya Guru Sukarelawan yang notabene pendidikannya hanya SLTA atau Diploma walaupun ada satu atau dua orang yang sedang menjalani S1-nya. Disebuah SMP Negeri didaerah kami, guru PNS hanya 4 orang dan 7 orang tenaga pengajar diisi dari tenaga Sukarelawan tadi, sedangkan siswa disekolah tersebut sekitar 400 siswa.
Ujian Nasional, dimana para pembuat soal ujian sebagian besar mengambil berdasarkan kurikulum dan standar yang sudah ditentukan dan pada umumnya itu berlaku serta berjalan di sekolah-sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana yang sudah "Standar Nasional".