Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cinta Semu Mytha

2 Mei 2011   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10 150 0
**

Malam ini hujan bertubi-tubi megguyur bumi dengan hebatnya seolah alam mengerti akan isi hatiku saat ini. Terbesit dalam hati untuk menyerukan keadilan pada Dzat yang Maha Adil,“mana rasa kasih dan sayang Mu yang selalu Kau janjikan untuk umat-Mu? Inilah keadilan itu? Inilah kasih itu?” Bentuk protes yang entah kali keberapa ku sampaikan pada-Nya. Rasa tak menerima akan keadaan fisik yang berebeda dengan hal layak kini kurasakan kembali, penghinaan tadi siang membuatku meratapi kembali akan kondisi ini. Anganku melayang jauh, satu persatu kejadian-kejadian yang membuatku down berdatangan memenuhi ingatanku..

***

“mytha. Bangun sayang, udah adzan subuh.!” Suara halus nan lembut membuatku terjaga akan mimpi indahku.

“yaaaa mamah, masih ngantuk nie” rengek ku manja sambil membenarkan selimut yang sudah terpisah dengan tubuh ini.

“sayang, jangan malas ahk… mamah ga suka, cepet bangun hari ini kan hari pertamamu masuk SMA. Nanti telat loh” sambung wanita anggun dengan penuh kesabaran.

“iya mah, mytha bangun ni” dengan agak kesal akupun bangun dari tempat tidur

“nah gitu donk, cepet mandi, berwdhu untuk solat subuh ya de” sambil bergegas meninggalkan kamarku

“hmmm…. Iya mah” jawabku singkat, segera aku merapihkan tempat tidur kemudian mandi dan solat subuh.

Kubuka jendela pada dinding kamar agar udara sejuk merasuki setiap sudut ruang, pagi yang indah dan cerah, mentari mengintip dibalik bukit menyaksikan embun yang bergelantungan didedaunan, burung dan kawanan hewan lainnya bernyanyi meramaikan pagi ini.

“mytha.. mytha…” dua suara sahut-menyahut dan silih berganti memanggil namaku di balik pintu rumah.

“mytha… icha dan rani dah datang tuh” mamah menegaskan siapa pemilik suara-suara itu

“iya mah” sesegera ku keluar untuk menemui kedua sahabatku itu

“hey.. lama banget kamu ya.! Ngapain aja sh misss cerminnn?” ledek icha

“iya ni, ngapain aja sih kamu myth?” sambung rani

“hmmmm ada dech mau tau aja… hahahhahahah” jawabku sambil mendekap kedua pundak sahabatku

“eh eh eh berat tau, turunin ga tangan lo.?” Pinta icha yang gelagatnya kaya anak laki-laki.

“iya-iya, segitunya kamu cha” balasku

“mah kita berangkat dulu ya” sambil mencium tangan mamah kamipun pamit untuk berangkat sekolah..

Akhirnya kamipun tiba disekolah, bukan hal yang asing lagi bagi ku mendapati puluhan pasang mata menatap dengan wajah yang penuh tanya setelah melihat keadaanku, tapi semua itu tak meruntuhkanku meski ada sedikit rasa risih dan sedih.

“hey.. udah ah jang tertunduk lesu gitu” sambil mengusap pundak rani menguatkan

“iya iya” kembali ku mengangkat dagu dan tersenyum lepas menyongsong masa depan

“sekarang kita kemana nih?” Tanya rani mengalihkan pembicaraan

“ke lapangan lah, emang lu maunya kemana, ke mall?” sahut icha sambil berlari

“sialan lu cha” mengejar icha.

Akupun tersenyum melihat tindak-tanduk kedua sahabat yang selama ini sangat mengertikan aku. tiba-tiba selagi aku berjalan menuju lapangan ada suara yang menegurku dari belakang tapi dengan kata-kata yang sangat tidak pantas untuk di dengar olehku.

“heh pincang, mau sekolah disini lu? Aduh ga ngaca kali ya!” Dengan tegas dan berkarakter suara itu membuat mentalku jatuh seketika.

“eh iya ndre.. emang kenapa?” dengan suara tersendat akupun terpaksa menjawab pertanyaan andre.

andre adalah sosok orang yang memiliki perawakan profosional, wajah yang tampan menjadi idola setiap wanita.

“ga kenapa-kenapa, Cuma heran aja orang cacat kaya lu ko bisa keterima disini” dengan penuh kebencian, andrepun menjawab tanyaku.

Bagai di sambar petir yang kedua kalinya kata-kata itu membuat jiwaku remuk batinku ambruk, hanya air mata yang sanggup ku tumpahkan untuk meluapkan segala amarahku.

“kenapa kamu myth, ko kamu nangis?” icha pun menghampiriku menayakan apa yang terjadi

“An…dreee.. chaaa…” sambil tersendak

“sialan tuh orang, mau gue bejek juga tuh anak.. emang dia sekolah disini juga?” penuh amarah karena tak terima sahabatnya telah tersakiti

“iya cha, ya udah lah cha ga boleh di ladenin ntar keasikan dianya. makasih ya cha” mencoba menenangkan perasaan amarah icha meski hati terluka.

“yang sabar ya myth, jangan di tanggepin omongan andre” rani mencoba menguatkanku, karena sudah memahami apa maksud andre.

****

Sejak aku duduk di SMP memang Andre salah satu orang yang tidak menyukai keberadaanku, entah karena hal apa akupun tidak mengetahuinya. yang jelas rasa ketidaksukaannya selalu dia tujukan secara terang-terangan. bahkan di setiap penghujung semester, ketika buku raport di bagikan dan aku selalu mendapatkan juara 1, Andre selalu menjadi orang pertama yang memprotes hal ini, mungkin karena dia merasa lebih pintar dariku.

*****

Akhirnya, akupun mengalami masa-masa itu, masa dimana semua bentuk emosi jiwa ini bercampur bak satu helai kanvas putih yang penuh dengan warna indah. Amarah, benci, rindu, sayang, kangen, dan rasa ingin memiliki semua bercampur jadi satu. Orang-orang menamakan ini adalah CINTA.

“Tapi herannya kenapa rasa ini kutujukan pada orang yang selama ini tak menginginkan kebaradaanku. hmmmmm” gumamku dalam hati

“Mungkin karena rasa penasaranku akan sosok mahluk itu” batinku mencoba menjawab pertanyaan yang timbul oleh fikirku

Semakin hari rasa ini semakin tumbuh bagaikan pohon kecil yang terus dan terus berkembang, berbagai cara telah ku coba tuk menepis, mengikis bahkan ingin rasanya mengenyahkan rasa ini. Andai saja cinta itu mahluk kecil akan ku tangkap ia dan ku buang jauh-jauh dari kehidupanku ! entah dari mana datangnya akupun tak tau. tapi entah kenapa aku lemah tak berdaya akan hal yang satu ini. Akhirnya ku mencoba mencari informasi tentang sosok yang selama ini membuatku penasaran, akhirnya ada ide yang hinggap di otakku.

“ya, aku harus coba mengenalinya lewat dunia maya” fikirku untuk mengetahui lebih dalam pribadi andre.

Akupun segera membuat akun facebook yang jati dirinya aku rombak total, sampai pada akhirnya akupun menemukan akun facebook andre.

*******

Semuanya berawal dari sini setelah permintaan pertemananku di dunia maya di setujui oleh Andre. Dia mengenalku dengan sosok lain nama akunku Natalie yang berasal dari kota Jakarta, aku menjadi lebih dekat dengannya, dan menemukan sosok lain dari dirinya, ramah, penyanyang, sabar dan penuh pengertian. Berbulan-bulan kita akrab di dunia maya mulai dari chating hingga bertukar nomor telpon sampai pada akhirnya kita memutuskan untuk menjalin hubungan. Semuanya terasa nyata meski semua ini hanya ada dalam dunia maya.

Sampai suatu waktu…!

“anak-anak kalian sudah ibu bentuk kelompok untuk membuat pertunjukan drama 2 minggu yang akan datang kalian harus sudah siap untuk menggelar pertunjukan kalian” ibu nina mengumunkan tugas yang akan diberikan pada kami

“iya bu…” serempak kamipun menyanggupi perintah ibu Nina

“Dani.. sini kamu.! Bacakan nama-nama dalam setiap kelompoknya biar temen-temen kamu mencatatnya” ibu Nina menunjuk salah satu murid.

Sesegera danipun menghampiri ibu Nina dan membacakan apa yang telah dicatat oleh beliau.

“what gue satu kelompok sama dia” sambil berdiri dan menunjuk ke arahku andre memprotes hasil pembagian kelompok.

“kenapa Andre, ada yang salah? Kamu jangan pernah mengeceilkan orang lain ya Ndre, tak baik. Cobalah kamu menghargai orang lain” ibu Nina mengingatkan Andre.

“iya bu.!” Dengan mimik wajah yang penuh tanya Andrepun duduk kembali.

“sekarang kalian sudah mengetahui kelompok masing-masing, selamat bekerja dan latihan dengan sungguh-sungguh yan anak-anak, sampai ketemu minggu depan” ibu nina mengakhiri pertemuan kelas kali ini.

Semua anak berkumpul pada kelompok masing-masing untuk mendiskusikan kebutuhan kelompok, mulai dari kepengurusan, jadwal latihan dan lain sebagainya. Terpilihlah Andre sebagai ketua kelompok kami.

“oke, demi kelancaran latihan kelompok kita, aku minta no hp kalian semua.!” Dengan kata-kata yang tegas andre meminta no hp kami.

Serentak jantungku berdegup cepat karena permintaan dia menganggetkanku.

“ya tuhan, aku harus bagaimana?” gumamku dalam hati karena bingung harus bagaimana.

“heh pincang, malah bengong lu.! Mana no lu?” dengan nada sinisnya andre meminta no ponselku

“aa..kuuu lupa ndre” dengan lirih aku menjawab dan mencoba tetap tenang meski hati ini masih bingung dan takut

“ni ndre no mytha, 087220100001” sahut Rani memberikan no ku pada Andre

Dretttt tiba-tiba aku seolah merasakan pukulan yang sangat keras dan sepersekian detik detak jantungku berhenti. Aliran darahpun berkumpul pada satu titik

“haduh mampus gue” hatipun berbisik, wajahku memucat seolah telah membaca hal apa yang akan terjadi setelah no itu diketehaui Andre.

“bentar, ga salah kan lu ran? Ini kan no…..” memasang muka heran

“no siapa? Iya ni no mytha” ranipun memastikan kalo dia tidak salah sebut.

Dengan wajah penuh amarah Andrepun menatap tajam ke arahku, seolah harimau yang kelaparan dan siap memangsa siapa saja yang ada di hadapnya.

“ heh pincang, anjing lu.. Taik lu, jadi selama ini lu menipu gue.? Bisa-bisanya lu mengaku sebagai orang lain dan mendekati gue.! Ga sudi gue berpacaran ma lu. Najis gue berpacaran ma orang cacat kaya lu” Andrepun membentak ibarat Bom yang sedang meledak meluapkan semua kebenciannya padaku, sumpah-serampah, cacian, hinaan yang bertubi-tubi dikeluarkan mulutnya.

“maaaaf ndreee” air matapun tak henti-hentinya mengucur dari mata ini dengan penuh sesal dan malu aku tertunduk kaku

“heh Ndre jaga mulut lu, ada apa lu segitunya marah ma sahabat gue?” icha mecoba menanyakan sebenarnya apa yang terjadi

“Tanya sendiri ama si pincang” Andrepun bergegas meninggalkan ruangan

“ada apa myth? kenapa Andre segitu sewotnya? Ada hal yang kamu sembunyiin dari kita ya” sambil memeluk aku ichapun mencoba mencari jawaban atas apa yang terjadi barusan.

“nanti aku cerita ya, aku mau sendiri” akupun meninggalkan ruangan.

Kini ku menyadari akan satu hal, bahwa segala sesuatu yang berawal dari kebohongan itu tak kan pernah mendapatkan kebahagiaan kelak, karena suatu saat kebohongan itu akan terkuak, ini langkahku yang salah dalam mengejar cinta. Aku tak akan pernah menjadi lemah karena keadaanku, aku akan berusaha tetap menjadi hebat minimal buat diri sendiri, keluarga serta sahabatku. Keyakinanku akan seseorang yang menerimaku apa adanya tetap tertanam rapih dalam benak ini, karena Tuhan telah menjanjikan pasangan buat umat-Nya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun