Sastra ini biasanya lekat dengan puisi. Karakteristik puisi yang identik dengan permainan majas, kemudian menjadi menarik untuk dilirik oleh orang-orang yang kreatif dan inovatif dalam merangkai kata-kata (diksi).
Keberadaan majas, membuat puisi bisa dikatakan ideal untuk membungkus pesan-pesan yang sebenarnya amat lekat dengan satu hal menjadi bisa terpecah ke banyak hal. Ini yang membuat puisi sukar ditebak secara pasti.
Kelebihan ini membuat puisi cenderung banyak digunakan untuk mengkritik, terutama kebijakan pemerintah untuk masyarakat. Banyak contoh karya puisi yang bisa menggambarkan kritik.
Bahkan, ada seorang sastrawan puisi yang identik dengan kritik sosialnya, yaitu Wiji Thukul. Karyanya bahkan sering diorasikan dalam aksi-aksi mengkritik pemerintah dari masa ke masa.