Terbukti, sosok penyanyi terkenal, Anji Manji juga mengapresiasi film tersebut dengan kontennya di Youtube (tautan ada di akhir) yang membagi kisah pribadinya yang memiliki kekurangan. Di video itu, Anji menjelaskan cukup detil tentang riwayatnya ketika mengalami kebotakan hingga kini memiliki trend-setter sebagai penyanyi yang selalu menggunakan penutup kepala.
Pesannya juga tidak beda jauh dengan film Imperfect, yaitu "ubah insekyur menjadi bersyukur". Artinya, kita haruslah menerima diri sendiri agar dapat menjalani kehidupan lebih normal dan tanpa beban. Itulah yang dapat diambil dari video Anji Manji. Lalu, bagaimana dengan film Imperfect?
Sebenarnya film ini sudah dapat diketahui arah pesannya. Apalagi jika merujuk pada beberapa tontonan yang serupa di waktu-waktu sebelumnya. Ambil contoh seperti film "200 Pounds Beauty" dan serial drama "Oh My Venus". Bagi penikmat tontonan Korea Selatan pasti dua judul itu tak terasa asing, bukan?
Bersama dua judul itulah, penulis akan menyajikan persamaan dan perbedaan diantara ketiganya dan pesan atau garis besar apa yang dapat diambil dari tontonan tersebut.
Dimulai dengan persamaan. Pertama, ketiga tontonan itu sama-sama mengangkat tentang konsep tubuh ideal dalam social mindset dan ruang pekerjaan. Sebenarnya tidak hanya terhadap para pemilik tubuh gemuk. Pemilik tubuh kurus pun dapat menghadapi ketidaknyamanan dalam interaksi sosial dan pekerjaan. Namun, di film ini fokus kita adalah tubuh gemuk. Mengapa?