Uniknya, perpisahan Jorge Lorenzo dengan MotoGP juga diakhiri di tim pabrikan yang sama seperti Pedrosa. Keduanya sama-sama berakhir sebagai pembalap Repsol Honda. Jika Pedrosa mengakhiri petualangannya dengan tim "sayap tunggal" dengan tanpa gelar juara dunia. Maka, Lorenzo harus menerima kenyataan untuk menjadi pembalap Honda yang tidak pernah mampu meraih posisi lebih baik dari 10 besar di setiap race.
Bahkan, raihan terbaiknya hanya di posisi 11 dan itu terjadi di Le Mans. Artinya, terlihat sekali bahwa Lorenzo sangat kesulitan untuk berpacu lebih cepat seperti dirinya sebelumnya -bersama Yamaha- ataupun setidaknya seperti saat menunggangi Ducati.
Seperti ulasan yang pernah tertulis beberapa waktu lalu, bahwa kiprah Lorenzo di Honda tahun ini sangat jauh dari kata memuaskan. Bahkan, pencapaiannya lebih buruk dari musim perdana menunggangi Ducati. Menjadi ironis ketika kita mengingat rekam jejaknya sebagai pemilik tiga gelar juara dunia di kelas MotoGP.