Waktu terus berlalu, dan Brazil berusaha sekuat mungkin untuk tampil lebih baik. Sinyal perbaikan sudah cukup terlihat di Piala Dunia 2018. Memang mereka gagal ke final, namun sebagai wakil dari Amerika, mereka adalah yang mencapai tangga lebih baik dibandingkan para kompetitor dari benua yang sama.
Hal ini juga kemudian terlihat di Copa America. Tidak ada hambatan yang begitu besar dan publik secara umum memang lebih menjagokan Brazil dibandingkan tim-tim lain. Argentina mungkin masih diperhitungkan, mengingat mereka adalah finalis dua kali beruntun di turnamen tersebut (2015 dan 2016-Piala Emas). Namun, secara performa tim, Brazil lebih siap bermain di level tertinggi dibandingkan Albiceleste.
Hal ini juga terlihat saat keduanya bentrok di semi final. Brazil sukses mengandaskan asa sang rival dengan skor cukup meyakinkan, 2-0. Memang, secara permainan kedua tim tergolong berimbang, namun Brazil lebih kompleks dibandingkan Argentina yang masih one show man. Siapa lagi kalau bukan karena Argentina memiliki Lionel Messi yang selalu menjadi daya utama permainan timnya.
Usut punya usut, penampilan skuad asuhan Tite ini yang sedemikian rupa, dapat terjadi karena tidak adanya Neymar di skuad Brazil. Neymar diketahui harus absen di turnamen ini karena cedera saat mengikuti training camp bersama skuad Brazil. Hal ini membuat pemain PSG itu harus merelakan tempatnya untuk diisi pemain lain.
Inilah yang membuat Brazil mampu tampil lebih baik dibandingkan saat di Piala Dunia kemarin. Tanpa adanya Neymar semua pemain memiliki kepercayaan diri lebih untuk berkreasi. Beruntungnya, Brazil memiliki pemain yang kreatif seperti Phillipe Coutinho, Willian, dan didukung oleh akselerasi bagus dari pemain yang menyita perhatian di turnamen ini; Everton.