Namun, apakah Persija akan layak meraih tempat di partai puncak?
Pertanyaan ini mengemuka bahkan ketika pertandingan ini belum sampai pada peluit akhir. Hal ini tak lepas dari sulitnya Persija untuk mengalahkan Borneo dengan meyakinkan. Mereka harus menunggu sundulan striker veteran, Bambang Pamungkas di menit terakhir pertandingan --yang mendapat 6 menit tambahan waktu.
Dari sini, permainan Persija sangat terlihat memiliki banyak kekurangan. Mereka cenderung hanya mengandalkan Riko Simanjuntak yang harus berpindah-pindah tempat dari sisi kanan ke sisi kiri, juga ke lini tengah. Tidak adanya Bruno Matos, membuat permainan Persija tidak tertata rapi dalam membangun serangan.
Beruntung Borneo tidak mampu mengambil alih permainan sepenuhnya. Namun, seandainya hal ini terjadi, maka dapat dipastikan Persija akan kalah. Bahkan dengan strategi serangan balik, Borneo masih mampu merepotkan pertahanan Persija.
Persija yang tak memainkan Steven Paulle dan Ryuji Utomo di lini belakang, cukup beruntung karena mereka tidak mendapatkan intensitas serangan dari lawan. Karena, Persija dengan permainan compang-campingnya masih mampu menguasai bola. Ini yang membuat pertahanan Persija masih cukup aman.
Meski demikian, Persija terlihat seperti tidak ada kreativitas serangan dan pola cantik dalam menyerang. Bola sering kali bolak-balik dari belakang ke depan, namun cepat mental ke belakang kembali. Bahkan selama 20 menit di babak kedua, mereka terlihat kebingungan untuk mencari alternatif dalam menyerang.
Cukup beruntung perjudian Julio Banuelos dalam memasukkan Bambang Pamungkas, alih-alih Bruno Matos, berhasil menghasilkan gol tambahan. Masuknya Bambang Pamungkas, membuat Persija bermain dengan dua penyerang yang memiliki tipikal sama, menunggu bola.
Hal inilah yang membuat Persija tetap gencar menyerang dan semakin sporadis pergerakan para pemain Persija untuk mengintimidasi pertahanan Borneo. Apalagi tim tamu harus bermain dengan 10 pemain, maka, pilihan paling rasional Diego Michiels dkk adalah bermain total bertahan.
Persija yang tetap gigih dan berusaha menebus keberanian mereka memiliki dua penyerang yang unggul bola-bola atas, akhirnya mendapatkan peluang yang diharapkan. Peluang krusial berhasil dimiliki oleh Riko Simanjuntak di dalam kotak penalti Borneo. Kejeliannya melihat ada pergerakan dua penyerang sekaligus di dalam kotak penalti, membuatnya berani melepaskan umpan lambung.
Umpan itu berhasil menemui kepala Bambang Pamungkas yang berhasil menang duel dengan dua pemain Borneo sekaligus. Fantastis! Situasi yang diharapkan oleh kubu Persija dan ternyata benar-benar terjadi. Bepe -julukan Bambang Pamungkas- sukses mencetak gol dan membawa Persija menang.
Memang, kemenangan 2-1 bukanlah jaminan yang aman bagi Persija. Apalagi di laga kedua mereka harus bertandang ke Stadion Segiri, Samarinda. Tentunya, mereka harus mampu mencegah lawan membalikkan keadaan yang memiliki "tabungan" satu gol tandang di leg 1.
Modal gol tandang yang dimiliki Borneo ini pula yang membuat asa anak asuh Mario Gomez untuk melangkah ke final belum sepenuhnya tertutup. Apalagi melihat permainan Persija yang kurang menarik di leg 1 ini, membuat Borneo akan lebih berani tampil maksimal di kandangnya. Skor 1-0 saja sudah cukup bagi klub asal Kalimantan ini untuk menyingkirkan Persija.
Lalu, bagaimana Persija? Mampukah Ismed Sofyan dkk bermain lebih baik lagi di leg 2?
Melihat permainan di laga sore tadi (29/6), pendukung Persija harus menyiapkan diri untuk berlapang dada jika mereka akhirnya gagal melaju ke final. Namun, dengan keputusan-keputusan berani Julio Banuelos dalam meramu komposisi pemain dan taktik -seperti yang terjadi di laga tadi, mungkin Persija masih ada harapan untuk lolos ke final. Mengapa tidak?
Tulungagung, 29 Juni 2019
Deddy Husein S.