Alasannya bukan karena tim ini bagus, dan juga bukan karena Arsenal dilatih oleh Unai Emery yang memiliki tiga gelar juara Liga Europa bersama Sevilla. Namun, dikarenakan adanya keinginan publik gibol untuk melihat dominasi tim Inggris di Liga Champions musim depan dengan keberadaan lima tim asal Premier League. Tentunya, hal ini dapat terjadi jika Arsenal yang keluar sebagai sang jawaranya, alih-alih Chelsea yang sudah menempati jatah bermain di Liga Champions---finish ketiga.
Dari sinilah publik memprediksikan bahwa Arsenal akan tampil hebat dan mampu mengalahkan Chelsea. Bahkan hal ini juga terjadi pada penulis yang memprediksi jika Arsenal akan menang. Termasuk skor akhir yang nyaris mendekati kenyataan, yaitu 3-1 (skor di final adalah 4-1). Namun, skor telak itu ternyata bukanlah untuk Arsenal, melainkan untuk Chelsea yang di laga ini mampu bermain lebih cair dibandingkan Arsenal.