kulihat mimpi
kulihat matahari
beradu dengan kenyataan
puluhan bahkan ribuan anakanak di pinggir jalan, tersengat kerasnya hidup
di rumah emak tete-i airmata
kami, tak bisa bisa mengelak
bahwa mimpi hanya di kolong kasur
tergeletak, tak berdaya dengan nasibnya
di mana bapak tuan penghulu
nikahkan kami dengan kesejahteraan                                                                                                                                   kepada tuantuan penggede negeri
aku melihat mimpi
aku melihat matahari
direbut tuan
Depok