Teori Psikososial Erikson: Delapan Tahapan Kehidupan
Erikson membagi perkembangan manusia menjadi delapan tahap, yang mencakup masa kanak-kanak hingga dewasa tua. Setiap tahap ini memiliki tantangan atau "krisis" yang harus dihadapi dan diselesaikan. Pemecahan yang sukses terhadap setiap krisis berkontribusi pada perkembangan kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang, sementara kegagalan untuk menghadapinya dengan baik dapat mengarah pada ketegangan emosional atau psikologis yang berdampak negatif pada kesejahteraan seseorang. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing tahap dan perannya dalam pembentukan kesejahteraan mental:
1. Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (Tahap Infansi: 0-1 tahun)
  Pada tahap awal kehidupan ini, bayi harus belajar untuk mempercayai dunia di sekitarnya dan orang yang merawatnya. Jika mereka mendapatkan perawatan yang konsisten dan penuh kasih, mereka akan mengembangkan rasa percaya yang menjadi dasar kestabilan emosional. Sebaliknya, jika kebutuhan mereka tidak dipenuhi, rasa ketidakpercayaan bisa terbentuk, yang dapat memengaruhi hubungan mereka di masa depan.
2. Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan (Tahap Anak Dini: 1-3 tahun)
  Anak mulai mengeksplorasi kemampuannya untuk melakukan hal-hal secara mandiri. Ketika anak merasa didorong untuk mencoba hal-hal baru dan diberi kesempatan untuk membuat keputusan sendiri, mereka membangun rasa otonomi. Namun, jika mereka sering dihukum atau dikritik saat mencoba hal baru, rasa malu dan keraguan diri dapat berkembang, yang mempengaruhi kepercayaan diri mereka di masa depan.