"Langit jadi merah. Seekor naga menukik, menyapu bintang-bintang adn matahari. Pucuk-pucuk sayapnya memercik bara. Api berterbangan. Angin berputing. Ketakutan disemprotkan ke udara seperti tinta gurita." *** Kalimat diatas adalah petikan dari cerpen berjudul "Pada Suatu hari, ada Ibu dan Radian" karya Avianti Armand, satu dari 16 cerpen pilihan KOMPAS 2009. Membaca cerpen ini, seakan imajinasi saya terbawa pada suasana kemuraman dan keputusasaan yang sangat kuat. Larut masuk kedalam konflik nyata tak nyata dalam kesehariannya, yang berakhir dengan "kebebasan hati" sang Radian dan Ibunya. Cerpen inipun ditetapkan sebagai cerpen terbaik oleh Bpk. Budiarto Danujaya, kritikus sastra, dan Bpk.
Kusmayanto Kadiman, mantan Menristek 2004 - 2009, yang didaulat KOMPAS sebagai juri Seperti yang disampaikan oleh Ninuk Mardiana Pambudy, sang editor, banyak nama baru penulis cerpen di KOMPAS ini. Bahkan, cerpen "Pada Suatu Waktu, ada Ibu dan Radian" adalah cerpen pertama Avianti Armand yang dimuat di harian KOMPAS. Masih ada beberapa belas lagi kisah-kisah yang dututurkan dengan sangat menarik dalam buku ini. Bagi penggemar cerita pendek atau fiksi, buku kumpulan ini sangat layak untuk dibaca dan dikoleksi. *** Artikel ini ditulis sebagai ucapan terima kasih kepada Pak
Kusmayanto Kadiman, yang sudah mengirimkan buku ini. Terima kasih sekali Pak, saya jadi punya buku ini ;-)
KEMBALI KE ARTIKEL