Apakah telah disita oleh tangan dingin bank,
Yang menyita mimpi dan harapan,
Menyisakan hanya reruntuhan kenangan?
Di sudut-sudut hampa yang dulu penuh cerita,
Kala tawa dan tangis bergema,
Kini hanya tangis yang mondar-mandir,
Mengecat kanvas pilu.
Dinding-dinding yang pernah memeluk hangat,
Kini menjadi saksi bisu perpisahan,
Apa yang tersisa dari tempat itu,
Hanya nama yang terukir dalam ingatan?
Seiring waktu yang terus melaju,
Apakah kau masih mencari rumah itu,
Di antara sisa-sisa pilar,
Ataukah di dalam hati yang merindukan?
Kemanakah dia, yang kau panggil rumah,
Yang dulu jadi tempat pulang penuh cinta,
Kini hanyalah jejak di tanah yang memudar,
Perlahan tenggelam ke dalam arus kehidupan yang tak pernah menunggu.