Dalam bisikan senja, bayang-bayang mulai menari.
Aku tenggelam dalam lamunan.
Matamu adalah lautan. Senyumanmu, angin sepoi-sepoi.
Dan aku tersesat dalam prahara ini. Kebingungan.
Apakah aku tersapu oleh gelombang cinta, atau hanya badai yang berlalu begitu saja?
Apakah gelisah hati ini benar adanya, ataukah emosi sesaat?
Antara cinta dan badai yang berlalu, aku mengarungi lautan tak berujung,
Mencari jawaban dalam gelombang, antara cinta dan badai sesaat.
Tawamu adalah melodi yang menghantui pikiranku,
Namun apakah simfoni ini abadi atau akan memudar seiring berjalannya waktu?
Setiap sentuhan memercik api, setiap kata merayu lembut,
Namun hatiku pengembara yang gelisah, tidak yakin apa yang harus kupercayai.
Garis yang aku lintasi antara hati dan logika,
Setipis bisikan... sekilas seperti jejak.
Dalam keheningan malam, saat mimpi dan keraguan bertabrakan,
Akan kucari kepastian ke dasar samudera yang menyimpan kebenaran.
Aku akan mengembara melewati senja dan gelombang
Berharap waktu akan menjadi kompas, dan membimbingku dalam perjalanan.
Antara cinta dan badai yang berlalu, akan kutemukan jalan ke pantai,
Dan dalam ketenangan, akhirnya akan kutahu, apa yang didambakan hati.