Sanksi telah mengisolasi rusia dari pasar global. Putin sangat membutuhkan bantuan dan berharap pertolongan India.
Hari ini (12/3), deputi perdana menteri Rusia Alexander Novak berbicara melalui panggilan telepon dengan menteri perminyakan India Hardeep Singh Puri, dilansir dari The Hindu. Secara umum, mereka berdiskusi tentang energi. Rusia berharap dua hal: Pertama, investasi India di sektor minyak dan gas Rusia. Ke-dua, pembelian minyak Rusia. Sederhananya, Moskow menginginkan keringanan sanksi dari India.
Rusia membutuhkan investasi untuk mengembangkan ladang minyaknya. Sebelum sanksi perusahaan barat membantu. Perusahaan seperti Shell dan BP memompa jutaan dolar ke Rusia. Sekarang, setelah keran ditutup karena sanksi, AS berhenti membeli minyak Rusia. Perusahaan mereka ditarik keluar dari Rusia. Jadi Moskow sedang mencari opsi lain, yang bikin India sakit kepala.
Di satu sisi, ada uang besar yang menanti karena minyak Rusia merupakan investasi paling menguntungkan sekarang. Kenapa? Karena harganya murah dan tidak ada yang mau beli. Jadi, India bisa beli minyak murah Rusia lalu menjualnya dengan harga tinggi sesuai harga pasar sekarang. Namun pada saat yang sama ada risiko yang melekat.
Bagaimana jika India terjebak dalam baku tembak? Kerjasama minyak dan gas alam India ini atau ONGC punya saham di proyek Sakhalin-1, sekitar 20 saham. Jadi, ONGC menjual saham minyak melalui tender.
Kali ini 11 pihak menunjukkan minat tapi ketika tender ditutup pada hari Kamis (10/3), tidak ada tawaran. Laporan mengatakan 11 pihak tersebut mengirim permintaan maaf.
Minyak Rusia sangat rentan sekarang, siapa saja masih bisa membelinya tetapi berisiko besar.
Kembali ke ONGC, apa yang bisa mereka lakukan dengan minyak ini?
Salah satu solusinya adalah mengirimkannya ke India. ONGC punya kilang yang dapat memproses minyak. Tetapi dalam jangka panjang, apakah operasi ini menguntungkan?
Perusahaan milik negara India telah menginvestasikan 16 miliar dolar di sektor energi Rusia, tapi itu sebelum perang, sekarang rencananya telah berubah.
Laporan mengatakan perusahaan India waspada terhadap investasi dalam waktu dekat. Mereka ingin melihat bagaimana situasi ke depan. Sama dengan pembelian, India adalah importir minyak terbesar ketiga di dunia. Sekitar 85 persen minyak India berasal dari luar negeri. Begitupun gas alam, India mengimpor 55 % gas alam dari luar negeri. Sehingga harga minyak mentah yang lebih tinggi akan merugikan India, dan di sinilah Moskow ingin memanfaatkan situasi.