Terpuruknya perekonomian nasional dalam awal kepemimpinan Presiden Jokowi, ini memang memberi isyarat bahwa para menteri bidang ekonomi belum bisa membuktikan, kwalitas keja mereka, karena seharusnya mereka lebih baik, mereka semua adalah orang pilihan.
Keterpurukan ekonomi nasional tersebut menunjukkan, bahwa mereka tidak cakap dalam menggunakan kekuasaan yang begitu besar untuk menggerakan roda perekonomian, sehingga terdengarlah dengungan isyarat untuk me- reshuffle kabinet kerja Jokowi.
Satu hal yang perlu digaris-bawahi, pergantian menteri tak menjamin akan membawa arah perekonomian nasional ke tingkatyang lebih baik. Karena ekonomi bersinggungan erat dengan politik, hukum dan sosial. Kunci mempertahankan ekonomi di negara manapun adalah pertumbuhan, ekspor, produksi dan surplus. Tapi kalau tiga situasi di atas semakin tidak stabil, sehebat apapun menterinya, tidak bakal mampu merubah wajah ekonomi menjadi segar.
Karena itu, jika ada tokoh publik ataupun tokoh politik, yang ngotot agar sejumlah menteri disingkirkan demi menyelamatkan kepentingan nasional, sebaiknya harus dipikirkan masak-masak.
Sama saja dengan artinya, jangan sampai “menyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru” terjadi. Bila ini terjadi, kancah politik Indonesia pasti akan makin gaduh dan tambah tidak benar.
Jokowi harus mempberikan target kepada semua menterinya, dan harus di beberkan secara jelas, bila tidak mencapai target dalam waktu yang sudah ditentukan , memteri tersebut harus mundur secara ikhlas.
Dengan begitu kita bisa tahu, kwalitas para meteri yang bisa kerja sama yang hanya cuma numpang makan saja.