Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial

Makroprudensial dan Upaya Menjaga Kesehatan Ekonomi

25 Juni 2019   23:16 Diperbarui: 26 Juni 2019   00:00 218 0
 
Sebagaimana tubuh manusia membutuhkan darah untuk mengalirkan oksigen dan zat gizi ke seluruh sel tubuh, agar manusia dapat hidup, berkembang dan beraktivitas, uang adalah darah bagi perekonomian suatu negara. Jika untuk mengalirkan darah ke setiap sel tubuh dibutuhkan pembuluh darah yang sehat, maka bank berfungsi ibarat urat nadi yang mengalirkan uang ke setiap sudut wilayah dan menggerakkan ekonomi suatu negara.
 
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia merupakan pusat sistem keuangan negara. Ibarat jantung, yang menjadi pusat dari sistem peredaran uang. Dalam rangka mengatur agar sistem keuangan negara mengalir dengan baik, BI memiliki beberapa tugas di antaranya mengatur moneter, mengelola sistem pembayaran dan mengeluarkan kebijakan makroprudensial.  
 
Makroprudensial dapat dianalogikan sebagai sel darah putih yang menjadi antibodi sistem tubuh dari resiko penyakit. Sebagaimana definisi Galati G dan Richhild M, 2011, yang mendefinisikan makroprudensial sebagai: kebijakan yang bertujuan untuk membatasi risiko dan biaya dari krisis sistemik. Makroprudensial dilaksanakan sebagai deteksi dini krisis dan pencegahannya. Ini berarti makroprudensial bersifat melindungi ekonomi suatu negara dari setiap potensi gangguan sistem keuangan, sebelum potensi tersebut membesar hingga tidak terkendali dan menganggu perekonomian.
 
Pelaksanaan kebijakan makroprudensial menyesuaikan dengan tujuan pelaksanaan dan karakteristik perekonomian yang tengah dihadapi suatu negara.  Karenanya kebijakan makroprudensial tidak statis. Adakalanya kebijakan makroprudensial berlawanan dengan kebijakan sebelumnya karena dimaksudkan untuk memperbaiki, kali lain justru meneruskan kebijakan lampau karena kebijakan tersebut dinilai sudah tepat.
 
Saat ekonomi sedang baik makropudensial seperti multivitamin yang mempertahankan ekonomi tetap sehat. Di saat demikian selain menjaga stabilitas sistem keuangan, makroprudensial juga membantu pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana dinyatakan oleh European Systemic Risk Board (ESRB), 2013, bahwa salah satu tujuan makroprudensial adalah memastikan keberkelanjutan kontribusi sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi.
 
Sementara jika krisis tidak dapat dihindari, kebijakan makroprudensial seperti antibiotik. Berfungsi mengobati dan mengupayakan agar dampak krisis ekonomi tidak terlalu buruk, serta secepat mungkin mengeluarkan negara dari krisis dengan biaya minimal.
 
Sebagaimana organ tubuh, sebagai sebuah komponen kebijakan ekonomi, makropudensial tidak dapat berjalan sendiri. BI menerapkan kebijakan makroprudensial bersama-sama otoritas lain, yaitu Kementerian Keuangan ( Kemenkeu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).  

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun