Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Aku Menyesal Tidak Masuk Smansa, Ibu!

15 Oktober 2023   12:47 Diperbarui: 15 Oktober 2023   12:58 228 3
              Aku Menyesal Tidak Masuk SMA 1, Ibu!

"Tidak! ibu, aku tidak mau masuk smansa."

Bantah Syera, saat ini ia duduk di Madrasah Tsanawiyah kelas IX. Syera segera pergi dari hadapan ibu dan masuk ke kamarnya.

Ibu memang selalu menyuruhnya untuk masuk Smansa setelah ia lulus dari Madrasah. Tetapi Syera selalu saja menolak karena alasan dia tidak sanggup dengan pelajaran di sana.

Saat Syera berada di sekolah, ia dan teman-temannya sering membahas sekolah lanjutan mereka masing-masing, karena mereka yang tinggal hitung minggu akan tamat. Teman-teman Syera sebagian ada yang masuk Smansa dan ada juga yang ingin masuk ke sekolah yang juga Syera inginkan yaitu Smanda.

"Syer kenapa ga Smansa aja biar kita satu sekolah lagi. " sahut teman Syera memberi saran.

 "Kayanya gue gabisa di sana deh Vin otak gue mana mampu menampung mata pelajaran di sana." jawab Syera pada Viona.
 
 "Pasti mampu lo aja belum coba kok udah bilang ga mampu." Viona meyakinkan Syera.
 
"Ngga deh Vin, lo aja yang masuk kesana gue Smanda aja." Tolak Syera.

"Yaudah deh Syer" Viona pasrah saja dengan keputusan Syera. Dia juga tidak bisa memaksa Syera.

Ketika bel pulang berbunyi, Syera dan teman-temannya pulang bersama, mereka naik angkot yang biasa mereka naiki ketika pulang sekolah. Saat angkot yang mereka tumpangi sudah sampai di pasar mereka turun dan pulang kearah rumah masing-masing. Jam pulang mereka sama seperti jam pulang anak SMA.

Ketika Syera dan Rara sedang berjalan ia melihat ada anak SMA yang baru pulang juga. "Wihh liat tuh, besok gue juga bakal make baju batik itu juga tuh." senggol Syera ke lengan Rara.

"Itupun kalo lo dapet si, haha." jawab Rara dengan sedikit kekehan.

 "Pasti dapet siii." Jawab Syera dengan pasti.

Sesampainya Syera di rumah ia langsung masuk ke kamar dan mengganti baju sekolahnya. "Kira-kira bakal lulus ga ya masuk Smanda." Monolog Syera pada dirinya sendiri.

Ia bersandar pada sandaran kasur dan memainkan HP nya melihat-lihat igs orang-orang. Syera melihat igs temannya yang sudah masuk SMA, mereka terlihat sangat senang dan happy-happy saja di sekolahnya. Sedangkan Syera di sekolahnya di pusingkan dengan banyak nya tugas yang di berikan. Padahal mereka sebentar lagi akan menghadapi ujian Madrasah tetapi tugas tetap saja di berikan.

 "Hhff gapapa bentar lagi gue bakal lulus trus masuk Smanda deh." Syera menyemangati dirinya dan berangan-angan masuk ke sekolah yang ia inginkan itu.

Sampailah hari dimana Syera akan menghadapi ujian kelulusan. Ia dan teman-temannya tampak semangat menghadapi ujian itu karena mereka juga tidak sabar ingin cepat-cepat  lulus dari Madrasah.
 
Mereka memasuki ruangan ujian masing-masing dan berdo'a agar nilai ujiannya memuaskan. Begitu seterusnya sampai hari terakhir ujian di sekolah.

Hari terakhir mereka ujian, Syera tampak lebih semangat dari sebelumnya. Karena ini adalah ujian terakhir dan ia akan tamat dari Madrasah dan masuk ke sekolah yang ia inginkan itu.

Ketika bel berbunyi yang menyatakan kalau ujian telah selesai seluruh siswa keluar dari ruangan ujian masing-masing. Syera dan teman-temannya berkumpul di dekat ruang ujian Rara.

"Akhirnyaa ujiannya selesai juga tinggal nunggu beberapa hari lagi kita perpisahan trus lanjut SMA." Sorak Laura yang tak kalah bahagianya karena ia juga ingin cepat lulus dari Madrasah ini.

"Iyaa cok gue juga gasabar." Timpal Syera tak kalah senangnya.

Mereka berjalan keluar gerbang sekolah dan seperti biasa naik angkot yang biasa mereka naiki untuk pulang.

Sesampainya di rumah Syera langsung membuka hp nya dan melihat-lihat info di akun instagram sekolah yang ia inginkan itu. Terlihat ada info pendaftaran siswa baru diadakan pada tanggal 21-23 juni untuk siswa jalur prestasi dan tanggal 24-26 juni untuk siswa jalur zonasi.

Syera yang melihat info itu langsung memberi tau kepada ibunya. Berhubung sekarang masi bulan Mei dan masi jauh hari untuk Syera mendaftar jadi ia masi santai-santai saja. Akan tetapi ia sudah menyiapkan semua yang ia butuhkan saat pendaftaran nanti. Jadi saat pendaftaran sudah di buka ia langsung saja mendaftar dan tidak repot-repot menyiapkan persyaratannya.

Hari perpisahan Syera pun tiba. Seluruh siswa kelas IX tampak rapi-rapi dengan dress dan kemeja yang di kenakan. Perpisahan itu di rayakan dengan meriah oleh seluruh siswa dan guru.

"Lulus juga ya kita." Ucap salah satu teman Syera dengan tulus.

 "Iya ya kita bakal lanjut ke sekolah impian kita masing-masing." Balas Syera dengan mata berkaca-kaca.
 
 Mereka berpelukan dan berfoto untuk kenangannya nanti. Karena teman Syera juga ada yang akan sekolah di luar kota katanya. Jadi mereka puas-puas merayakan perpisahannya ini.

Setelah perpisahan di sekolah selesai Syera dan teman-temannya memutuskan untuk pergi makan  untuk menghabiskan waktu mereka bersama. Selesai makan mereka pulang karena merasa sudah lelah juga dengan keseharian tadi.

Sampai di rumah Syera langsung membersihkan badan dan mengganti pakaiannya karena di rasa sudah bau karena keringat. Selesai mandi Syera membuka hp dan melihat-lihat foto mereka tadi. Syera tersenyum dan berharap di SMA nanti akan mendapat teman seperti mereka lagi.

Waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya pendaftaran siswa baru pun di buka. Tanpa berlama-lama Syera yang kini duduk di sebelah ibunya langsung  membuka link pendaftaran dan melakukan pendaftaran secara online. Syera memenuhi seluruh persyaratannya dan merasa semuanya sudah terisi langsung mengirimnya.

 Syera melakukan pendaftaran lewat jalur zonasi karena lokasi rumah nya yang cukup dekat dengan sekolah yang ia inginkan itu. Ibu Syera yang awalnya tidak setuju Syera masuk ke sana akhirnya pasrah juga karena sekeras apapun ia menyuruh Syera agar tidak masuk kesana Syera tidak akan mendengarnya.
 
Hasil pendaftaran akan keluar 4 hari lagi. Syera harus bersabar menunggu hasilnya.

Setelah 4 hari berlalu akhirnya hasil pendaftaran keluar dan alhamdulillah Syera di terima di sekolah yang ia inginkan dari dulu. Syera yang merasa sangat bahagia itu sudah tidak sabar untuk mpls dan langsung sekolah.

Masa-masa mpls memang sudah di tunggu-tunggu Syera sejak lama karena saat ia masuk ke Madrasah dulu ia tidak mengikuti mpls karena saat itu masa-masa covid-19.

Tak butuh waktu lama akhirnya Syera mengikuti mpls dan sedikit malu-malu dengan teman barunya. Mpls dilaksanakan 6 hari dan Syera sudah mengikutinya sampai hari terakhir dan seluruh siswa baru sudah mulai sekolah pada hari senin.

Ketika hari pertama Syera sekolah. Ia sangat semangat karena akan bertemu teman baru yang ia harap akan bersikap baik kepadanya.

Saat sampai di depan gerbang sekolah mata Syera berbinar karena akhirnya ia bisa masuk ke sekolah yang ia inginkan. Syera berjalan memasuki pintu gerbang dan berjalan menuju kelasnya. Saat bel sudah berbunyi seluruh siswa di perintahkan untuk berbaris. Mengingat ini adalah hari senin seperti pada umumnya seluruh siswa melaksanakan upacara bendera.

Syera berjalan keluar dari kelas dan segera berbaris. Tetapi saat Syera berjalan di koridor sekolah ia berselisihan dengan kakak kelasnya tetapi Syera tidak tau kalau itu kakak kelasnya jadi ia tidak menyapa ataupun tersenyum karena tergesa gesa menuju lapangan. Merasa dirinya tidak di hormati kakak kelas Syera itu memanggilnya.

"Hehh,lo" Panggil Elin, ya, dia adalah Elin kakak kelas yang bisa dibilang cukup kiler yang merasa dirinya penguasa sekolah dan tidak bolah ada yang menyainginya.

"Ehh iya" jawab Syera menghadap ke belakang.

"Lo murid baru ya" tanya Elin karena ia tidak pernah melihat Syera sebelumnya.

 "Iyaa, saya murid baru saya baris dulu ya" ucap Syera dan hendak pergi.
 
 "Tunggu! ga sopan banget si lo, lo gatau siapa gue?" tanya Elin dengan nada ketus.
 
"Gatau" Syera mengendikkan bahu.

"Hahah masi ada juga ya orang yang gatau siapa gue" kekeh Elin dengan sombong. "Gue Elin kakak tingkat lo." Elin memperkenalkan dirinya.

"Ohh iya kak" balas Syera dan langsung pergi saja. Elin yang merasa kesal dan merasa di remehkan menatap nyalang Syera. "Awas lo" Elin ber monolog.

Syera yang sudah telat berbaris kini harus berbaris di barisan paling belakang. Dan banyak yang melihat ia telat itu. Langsung saja Syera di julid kan oleh beberapa siswi lain. 'Murid baru udah telat aja', 'Mana kaya ga bersalah lagi'. Sekiranya itulah yang di katakan orang-orang pada Syera. Syera yang merasa di julidkan merasa tidak nyaman hanya perkara dia telat dia harus di julidkan seperti itu.

Setelah upacara selesai Syera berjalan menuju kelasnya. Saat memasuki pintu kelas Syera langsung saja duduk di tempat ia meletakkan tasnya tadi. Baru beberapa menit Syera duduk datang siswi yang juga murid baru menyuruh Syera berdiri karena ia yang akan duduk di sana.

"Berdiri lo gue yang duduk disini." ucapa siswi itu. Syera berdiri dan menjawab siswi itu.

 "Gue duluan yang duduk disini lo cari bangku lain aja apa susahnya." jawab Syera dengan lancang. Syera yang tidak tau kalau yang ia hadapi sekarang adalah Vani adik dari Elin.
 
"Ohh lancang juga ya lo, lo liat aja nanti" balas Vani dengan senyum miringnya. Vani mencari bangku kosong dan duduk di sana tapi tatapannya tak pernah lepas dari Syera.

Saat jam istirahat tiba Syera keluar kelas dan hendak menuju kantin. Setelah balik dari kantin kelas Syera sedikit ribut karena ada dompet siswi lain yang hilang. Siswi yang kehilangan dompet tersebut memeriksa tas setiap murid di kelas atas se izin guru karna siswi itu sudah melaporkannya ke guru.

"Nahh ini dompet gue" pekik Laras seraya mengangkat dompet nya yang di dapat dari dalam tas Syera. Ya, yang kehilangan dompet bernama Laras. Syera sontak kaget karena ia sama sekali tidak tau dengan kejadian itu dan mengapa bisa berada dalam tasnya padahal tadi dia ke kantin untuk istirahat.

"Jadi lo yang ngambil dompet gue, hahaha pencuri juga lo ya muka aja yang polos ternyata sikap lo gini" tuduh Laras. Syera yang tidak tau apa-apa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue ga nyuri dompet lo sumpah gue aja tadi istirahat ke kantin." Syera membela dirinya.

"Halahh gausah ngelak udah jelas-jelas ada dalam tas lo." Kali ini yang menjawab bukan Laras, tapi Vani.

"Udahlah kalo nyuri ngaku aja si, ga mampu ya lo makanya nyuru dompet gue." Laras mengatakan itu tepat di depan muka Syera. Dan ia langsung pergi meninggalkan kelas itu.

Syera hanya diam karena ia benar-benar tidak tau kenapa dompet itu bisa ada dalam tasnya.

"Haha kena kan lo makanya jangan main-main sama gue." Vani berkata tepat di telinga Syera dan menyenggol lengan Syera lalu berjalan keluar kelas.

Syera duduk di bangkunya dan menundukan kepala di atas meja. 'Baru juga hari pertama sekolah udah gini aja, gue kira orang-orang disini baik ternyata engga' Syera berbicara dalam hati.

Saat bel pulang berbunyi Syera langsung menyandang tasnya dan segera pulang. Karena merasa tidak nyaman dengan teman sekelasnya itu dan murid yang lain juga menggosipinya tentang dompet Laras yang hilang dan di temukan di dalam tasnya.

Saat syera hendak keluar gerbang. Ada seseorang yang mengahalanginya yang ternyata Elin.

"Makanya lo jadi orang nurut aja sama gue atau lo mau masalah nimpa lo berkali-kali" perintah Elin dengan senyum sombongnya. Syera yang bingung dengan apa yang di maksud oleh Elin barusan.

"Maksudnya?." tanya Syera bingung.

 "Lo masi nanya? yang ngerjain lo masalah dompet tadi itu rencana gue sama Vani dan asal lo tau Vani adek gue." jelas Elin. Syera sedikit kaget. Agar tidak memperpanjang masalah Syera hanya meng iyakan perintah Elin tadi.
 
"Oke gue bakal nurutin apa kata lo." ucapnya dan langsung pergi dari hadapan Elin. Syera memanggil ojek yang sudah mangkal di dekat sekolahnya dan langsung pulang.

Sampainya di rumah Syera langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia menangis kenapa di haris pertama dia sekolah sudah ada manusia jahat yang memfitnahnya.

Ia beralih mengambil ponselnya dan membuka whatsapp dan mencari nama temannya disana. 'Vinnn' Syera membuka room chatnya dengan Viona dan memulai percakapannya di chat.

'Iyaa syer' balas Viona. 'lo gimana di Smansa udah ada temen?', 'udah syer orang-orang disini baik banget kaya kita di Madrasah dulu', 'oo oke deh vin', 'iya syer kalo lo gimana?', 'gue ga habis fikir si pertemanan disini sejahat ini gue di tuduh nyuri dompet temen sekelas gue, trus juga kakak kelasnya ga ramah dan mereka juga julid-julid vinn', 'hah? iya ya? wah gue juga ga nyangka si gue kira di sana orang-orang nya baik-baik juga', 'iya vin gue agak nyesel deh kayanya sekolah disini ga nyaman banget gue sama lingkungan pertemanannya', 'yaudah Syer lo sabar aja nati lo juga terbiasa'. Sekiranya begitulah isi chat mereka berdua.

Syera meletakkan hp nya dan melihat ke atap kamarnya. 'Nyesel banget dulu gue ga denger kata ibu sama Viona buat masuk Smansa, gue kira disini orang nya baik-baik juga ternyata gue salah, apa bisa gue bertahan di lingkungan yang kaya gini, nyesel banget gue sumpah, gue harus nyemangatin diri sendiri buat bisa bertahan di sekolah pilihan gue sendiri yang ternyata pilihan gue salah'. Dita bermonolog dalam hatinya sendiri.

Tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Syera juga tidak mungkin pindah. Itu akan menghabiskan biaya yang banyak dan juga dia baru mulai masuk sekolah jadi tidak mungkin dirinya untuk pindah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun