"Ayaaaaaaaaaaaaaaaaaaah,Abil mau adik kecil kayak si Ami"
Tak puas hanya SMSan,atau emailan atau sekedar BBMan,saya tetap saja harus menelpon anak istri setiap hari.Rasanya ada yang kurang bila sehari saja tak menelpon mereka,terutama mendengar anak kami yang lagi crewet crewetnya.Istri saya sering bercanda,bahwa semenjak kami punya anak,cinta saya sama dia tinggal 30 persen,sedang sisanya buat anak.Tentu saja saya sering mengelak dengan mengatakan bahwa keduanya adalah wanita yang paling saya cintai.
Hari ini seperti hari biasanya,sebelum berangkat kerja,saya mampir dulu ke wartel (disini disebut kabinah) untuk menelpon mereka.Tak seperti biasanya,anak saya agak kurang semangat ketika diajak bercanda.Asumsi saya adalah,pasti ibunya gak ngasih dia es krim hari ini.Tapi ternyata salah."Ayah,Abil minta adik" katanya dengan nada cemberut.
Meledaklah tawa istri saya dibelakang telpon.Ternyata sekarang dia baru tau kenapa Abil murung hari ini.Hmmm........pingin adik? Bagi anak seusia anak saya,mungkin "membuat" adik sama gampangnya dengan janda sebelah rumah ketika membuat pisang goreng.Saya tidak terkejut dengan permintaan apapun dari anak saya sebelumnya.Biasanya permintaannya pada saya kalau dituliskan menjadi buku,pasti buku itu sudah setebal bukunya Da Vinci Codenya Dan Brown.Tapi baru kali ini dia meminta adik.
"Ya udah,ntar kalau ayah pulang,ayah janji akan beri Abil adik"
"Gak mau ah,satu aja ini nakalnya minta ampuuuun" Istri saya nyolot dibelakang telon
"Kenapa gak sekarang aja bunda buat adik buat Abil?"
Saya bingung harus jawab apa? Ibunya dibelakang malah cekikikan karena tau saya sedang terpojok.
"Pokoknya ayah janji deh,ketika ayah pulang,ayah akan langsung perintah bunda supaya buat adik.Janji!"
"Ya udah, Abil,ntar kalau bunda lagi gak sibuk,bunda bikinin Abil adik yaaaa" Kata istri saya Dengan putus asa.
Husssssssss........