Kepada anda anda yang termasuk ustad Solmed die hard,saya mohon maaf.Tapi benar,saya sebulan belakangan ini sudah agak bete liat mukanya.Tentu bukan salah ustadz sih,tapi konsekwensi ketenarannya membuat lensa kamera banyak mengerubutinya.Sialnya,yang diberitakan tentang ustad Solmed bukan apa yang ada dalam "otak" dan ilmunya.Pemberitaan tentang dia justru didomonasi oleh gabungan antara gosip,pakaiannya,apa yang dia beli atau apa yang dia kasih ke calon istrinya bahkan apapun yang termasuk katagori berita tentang dia yang gak penting banget.Dan ironisnya,sepertinya ustad Solmed menikmatinya.Atau mungkin saya saja yang salah menilainya.Infotainment yang dalam pandangan beberapa orang termasuk "produk jurnalistik" dan sebagian lagi mengatakan "anak haram jurnalistik" seperti tak bosan bosannya menayangkan beliau.
Makanya saya bahagia sekali setelah dia menikah.Alhamdulillah yah.Mudah2an saja pemberitaan beliau yang sudah agak over jadi berkurang.Apalagi saya akan lebih bahagia bila ada seorang pengusaha yang menawari beliau supaya bulan madu ke Gurun Gobi atau ke puncak Jayawijaya.Dengan begitu,kamera infotainment akan sulit untuk menjangkaunya dan membuatnya tak harus mengeluarkan statment yang tak berarti.