Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jateng Sadam Bustomi menyampaikan dalam sambutannya "Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk melestarikan dan merawat seni budaya jawa khususnya di Kota Semarang agar terus berkembang, serta memacu generasi muda untuk menyukai dan terlibat didalamnya agar regenerasi terus berlanjut".
Sobokartti sebagai sanggar seni tertua di Kota Semarang diharapkan menjadi role model bagi yang lainnya dalam mengembangkan seni budaya. Dan dengan kerjasama ini diharapkan dapat menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui seni budaya". Tutup Sadam Bustomi
Dalam acara ini juga dilaksanakan seminar budaya dengan tema Peran Swasta dalam Perkembangan dan Revitalisasi Budaya. Narasumber seminar ini terdiri dari Bapak Dr. Y. Tyas Catur Pramudi, S.Si. M.Kom Dosen UDINUS yang mengembangkan aplikasi E-Gamelan, sebuah aplikasi yang digunakan untuk belajar gamelan. E-Gamelan sendiri pernah "pentas" di Perancis atas undangan UNESCO. Dari Pemerintah diwakili Bapak Arief Tri Laksono, SH selaku kepala bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. Dari Dompet Dhuafa diwakili Bapak Herman Budianto, MSi selaku General Manager Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa.
Sebagai pembicara pertama sekaligus wakil dari pemerintah, Bapak Arief menyampaikan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak. Bapak Arief juga mengapresiasi kerjasama antara Dompet Dhuafa dan Sobokartti. Beliau juga menitikberatkan, pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pendidikan Kota Semarang akan terus mendukung kegiatan dan upaya pelestarian seni dalam koridor undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Pada kesempatan seminar Budaya ini Dr. Catur menyampaikan pentingnya inovasi dalam upaya pengembangan budaya. Produk-produk budaya seperti gamelan, tari adalah produk-produk inovasi, seperti juga pengembangan aplikasi E-Gamelan yang beliau kembangkan. Beliau juga menyampaikan bahwa budaya harus dianggap sebagai asset pengetahuan bangsa yang harus dijaga. Banyak produk budaya yang akhirnya punah, karena tidak adanya penerus dan ketidakmampuan bertahan menghadapi jaman. Salah satu upaya pelestarian budaya bisa menggunakan pendekatan SECI, yaitu Socialization, Externalization, Combination dan Internalization. Selain itu inovasi dan pengembangan budaya harus memberi nilai ekonomi agar mampu bertahan dan memiliki keunggulan kompetitif.
Sedangkan Bapak Herman selaku GM Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa menyampaikan "Pentingnya akses informasi agar Sobokartti semakin dikenal masyarakat secara luas. Sobokartti harus mampu menjadi simbol pengembangan budaya Jawa di Jawa Tengah".
Kegiatan Launching program Serambi Budaya dan Seminar Budaya ini dihadiri kurang lebih 50 orang peserta, terdiri dari wali murid, mahasiswa, pengurus Perkumpulan Kesenian Sobokartti dan masyarakat umum. Di sela-sela acara, Sobokartti mempersembahkan seni tari yang dibawakan oleh murid-murid Sobokartti. Tari pembuka adalah tari Semarang hebat, dibawakan empat penari perempuan sebagai sambutan kepada para hadirin acara. Kemudian dipenghujung acara juga ditampilkan tari Bambangan Cakil, yang menceritakan perang antara kesatria dan raksasa. Kedua tari yang disajikan sangat menghibur narasumber dan peserta seminar.
Diakhir acara, dilakukan penandatanganan Mou antara Dompet Dhuafa Jawa Tengah dan Sobokartti dimana nantinya Dompet Dhuafa Jawa Tengah akan berkontribusi membantu operasional kegiatan Sobokartti. Secara simbolis kerjasama dibuka dengan pemukulan gong oleh Bapak Sutrisno selaku ketua Perkumpulan Kesenian Sobokartti dan Bapak Herman selaku perwakilan Dompet Dhuafa.