Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

[KCV] Boleh Dong Aku Jatuh Hati

14 Februari 2012   16:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 348 0
[Dhea Savira + dbee curly - no mantra 219]

Mentari merona di pagi hari, disambut kicauan burung mengikuti desir angin melambaikan daun-daun pepohonan yang tumbuh di halaman SMPku. Masih pagi, masih santai sekali merasakan hawa udara segar, juga terdengar pula teriakan teman-teman seangkatan maupun kakak-kakak angkatan di lapangan hijau sepak bola. Aku yang suka ketenangan dan Korea asyik bersenandung lagu tema cinta dari handphoneku, lagu yang sedang kuputar untuk bermain di telingaku berjudul‘Marry me’ by Suju yang personilnya entah kenapa diciptakan Tuhan sungguh-sungguh rupawan.

=======TREEEEETTTTTTT===== Bel sekolah berbunyi selama 5 menit, alarm bagi kami makhluk-makhluk penghuni sekolah untuk tunduk mengikuti aturan agar dapat menjadi orang berhasil ke dimasa depan kelak. Seperti biasa sambil menunggu guru kelas kami untuk mengajar, kami bercanda ria tak lupa bergossip pula artis Korea yang lagi ‘unyu-unyu’ nya ‘oooh.. oopaaaa… sarranghe…’ Kemudian masukklah Bu Lusi yang berlagak galak, walau malah jadi bahan lelucon bila ia berlagak seperti itu, lucu tampangnya, jujur sih beliau tak mungkin bisa galak, ia memiliki kharisma yang luar biasa kalem dan lembut karena ia berbintang Libra J. Bu Lusi datang ke kelas kami tidak sendiri, ia memperkenalkan seseorang yang luar biasa pula tampannya, tak kalah deh si Morgan ‘Smash’. Aku tak dapat menutup mataku beberapa lama sampai pedas rasanya dan baru kusadari mulutku menganga setelah sedikit air liur hendak menjadi air terjun kecil dari mulut mungilku.

“Gilaaaaa…. Dia ganteeengg bangeetzzz pake z!” bisikku pada teman sebelahku, Putri yang sedari tadi ternyata sudah berada di negeri antah berantah di alam khayalan memikirkan yang ‘iya-iya’ alias berharap berlebihan hidup bersama si tampan yang menjadi guru Bahasa Indonesia kami ini. Kesadaran Putri pun pulih, ketika Pak tampan menyapa kami dengan senyumnya yang bikin kami para juwita meleleh seperti es kutub yang terkena radiasi matahari dari lapisan ozon yang bolong.

“Haduuuuh..ini yaa… rasanya klepek-klepek terkena sengatan matahari tepat sasaran??!!” Ujarku pada si Putri yang hanya dapat mengangguk-angguk tanda setuju.

Namun, aku tahu diri, aku telah diwanti-wanti Bunda untuk fokus belajar, tak ada kata menjalin hubungan selain teman. Bunda sangat menjagaku ketat, tak boleh aku sampai jatuh hati bila aku belum dapat Kartu Tanda Penduduk [KTP]. Aku hanya sebatas mengagumi Pak guru tampan saja Bunda, tak mungkin ada cinta terpilin diantaranya. Makhluk Tuhan paling tampan yang pernah aku lihat secara live ada disekitarku, maaf bila aku tak tergoda bunda. Menjauh darinya sangat tidak mungkin, ia memiliki daya kutub positif yang kuat sekali kepada kami kaum hawa sebagai kutub negatifnya. Aku selalu menolak segala daya pikatnya, dari mulai rambut, mata, senyum, langkah, semakin kutolak anehnya aku semakin hapal dengan Pak guru tampan. Bunda, hatiku telah kuikat kencang agar tak sampai jatuh. Semoga.

Pak Andik bila mengajar di kelas kami, serasa berbeda sekali setting tempatnya, tembok putih dengan banyak hasil karya coretan tangan kawan-kawan serta cap-cap bangga dari telapak sepatu hitam kotor serasa membaur perlahan menjadi warna merah jambu mesra disertai kilauan lambang hati dimana-mana. Bahkan, setiap tugas yang ia berikan pada kami, dengan semangat seribu Sembilan ratus empat puluh lima, dan jumpalitan tiga ratus enam puluh derajad, kami para juwita rela mengerjakannya tanpa perlu jam istirahat untuk bergosip ria mengenai artis Korea, karena Tuhan menciptakan makhluk dalam negeri yang tak kalah rupawan dengan artis Korea, yang mana ia ada di sekitar kami, awwww~~

Suatu hari Pak Andik menyuruhku menghadap ke kantor guru, hatiku bergejolak tak karuan seperti coretan percobaan bolpoin di selembar kertas dimana tak ketara ujung dan pangkalnya coretan itu. Baru kali ini ada yang diminta datang untuk menghadapnya langsung, kenapa yang dipilih hanya aku, si Dhea Savira yang diam-diam mengaguminya teramat dalam. Kenapa pula harus hari ini? Hari yang sangat romantic, 14 Februari, Oh Tuhan, cobaan manis apa yang hendak kau hadiahkan padaku?

“Permisi Pak, Bapak mencari saya?”

“Iya, silakan duduk Lee Shan Ni.”

“Haaa… Kok Bapak bisa tahu nama Korea saya??”

“Kamu, suka Korea?” Aku membalas dengan anggukan percaya dan tidak.

“Hem, na do. “ [sama]

Mataku entah berbinar atau menyilaukan dengan pasti setelah mendengar kalimat barusan dari Pak guru tampan.

“Saya melihat catatan mungil di sudut kertas hasil kerjamu, “ dengan lancar ia membacakan “Seongsangnim, jeongmal kyeopta.” [guru, bener2 imut].

“Aigo!!”

Ya Tuhan, aku tergagap, salah tingkah lebih tepatnya, raut muka lucu yang kubuat-buat sudah luntur berganti raut muka terkejut melihat setan mungkin.

“Saya suka Korea karena mereka bisa merawat negaranya dengan begitu indah, kita pun dapat seperti mereka asal kita lebih peka pada lingkungan pula. Cintai negeri sendiri juga Dhea, yang akan membangun negeri kan kita juga. Oh, iya, saya masih muda, kamu boleh panggil ‘Oopa’ sekali-kali bila diluar sekolah, terimakasih untuk pujiannya ya J.”

Aku tambah tak percaya dan tak berdaya mendengar perkataan semanis brownies dicampur susu kental manis keluar dari Pak Guru tampan. Aku, melongo titik. Ada penelitian mengatakan, untuk mendapatkan hati seorang wanita, pria harus mengerti benar apa yang disukai oleh si wanita, dan Pak guru tampan mengerti benar kesukaanku pada Negara Korea. Tak sampai disitu, Pak guru tampan juga suka Korea, apakah ini bisa disebut, gayung bersambut?? Benar tanggal 14 Februari adalah hari magis, benar-benar super. Tak hanya sesak nuansa cinta tapi rapi endingnya, aku jatuh hati bangeetzz pake z pada Pak guru tampan titik.

Bunda Boleh dong aku jatuh hati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun