Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Bekerja tanpa Berpikir

29 Maret 2011   04:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 166 0
Saya pernah berpikir, kalau bekerja di perusahaan besar, kemungkinan manajemen sudah baik. Bukan lagi sistem bisnis tukang cukur, yang semuanya dikerjakan sendiri. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa, ketika saya bekerja di sebuah perusahaan besar, walaupun bukan dengan status pegawai tetap, saya tidak ubahnya seperti tukang cukur (bukan untuk mendiskriditkan profesi ini). Mulai dari format laporan yang bisa berubah dalam hitungan jam, data-data yang sudah pernah di berikan, selalu di minta ulang dalam format lain juga, menghandle complain customer, compalin rekanan, belum lagi tugas utama saya yang bejibun dan semua serba diburu dateline.

Sebagai orang yang cukup idealis, saya sungguh sebal dengan keadaan ini. Tapi saya tidak bisa berbuat apa pun, bos saya pun tidak bisa membantu sedikit pun dalam hal ini. Semua dengan dalih, sistem.

Kenapa sistem dibuat untuk menyulitkan? Saya sebagai orang di lapangan selalu yang menjadi sasaran dari ke-tidakbecusan sistem. Selama saya bekerja disitu dan sebelum-sebelumnya pun ternyata tidak ada perubahan. Tapi anehnya, begitu banyak divisi yang di tambah. Mestinya sih secara logika, divisi bentukan baru itu di buat untuk memudahkan penyelesaian masalah bukan menambah masalah kan? Sedihnya, sistem yang dibuat ternyata membuat banyak orang akhirnya mengundurkan diri dan masuklah orang-orang baru yang notabene, mesti belajar banyak lagi soal yang namanya sistem. Ruwet sangat. Tetap saja tidak ada ujung penyelesaian.

Apa sih sebenarnya sistem? Apakah mereka bekerja tanpa berpikir?

Tiba-tiba saya merindukan tempat kerja saya sebelumnya, perusahaan pribadi, yang dengan segala kurang atau lebihnya, saya merasa, saya masih bisa bicara dengan owner, untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa harus berpusing-pusing dengan ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun